Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Utara menginginkan stok beras untuk program ketahanan pangan mandiri di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Beras dipasok dari petani binaan di Cilincing.
Kepala Sudin KPKP Unang Rustanto di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Kamis, mengatakan keinginan tersebut didukung fakta bahwa Kecamatan Cilincing merupakan sentra produsen beras yang ada di Jakarta Utara.
"Di Cilincing, luas lahan sawah itu 344 hektare. Produksinya rata-rata sekitar 6,5 ton per hektare. Varietasnya antara lain Ciherang, Impari 30, Situ Bagendit. Ada di dua kelurahan, yaitu di Rorotan dan Marunda," kata Unang.
Unang mengatakan lahan sawah yang paling dekat dari Cilincing ada di Kelurahan Marunda yang luasnya 25 hektare. Sisanya, ada di Rorotan.
Dia mengatakan, inisiatif murni warga RW 02 Cilincing membuat program ketahanan pangan seperti ATM Beras adalah ide yang luar biasa bagus.
"Terkait dengan kegiatan yang saat ini luar biasa bagusnya dan ini murni dari masyarakat inisiatifnya," kata Unang.
Baca juga: Kelurahan Cilincing luncurkan ATM Beras untuk warga terdampak COVID-19
Ia mengatakan, Sudin KPKP akan mendukung ide tersebut dengan menjembatani warga RW 02 dengan petani binaan Pemerintah Kota Jakarta Utara.
"Harapan kami, beras yang diproduksi dari binaan kita, kualitasnya bisa terjamin. Tidak pakai pemutih, kemudian harganya juga InsyaAllah bisa kami negosiasikan sehingga terjadi kesepakatan saling menguntungkan antara masyarakat dan petani," kata Unang.
Lurah Cilincing Sugiman mengatakan An
ATM Beras di RW 02 Cilincing masih merupakan ide dan inisiatif murni dari masyarakat.
"Yang saat ini di RW 02 belum ada bantuan dari pemerintah, masih dari swadaya masyarakat," kata dia.
Ia mengonfirmasi bahwa anggaran yang dipakai untuk pengadaan mesin ATM maupun beras untuk warga lanjut usia (lansia) yang terdampak COVID-19 diambil dari dana kas RW dan sumbangan donatur wilayah.
Adapun mesin ATM Beras tersebut dibeli warga seharga Rp18 juta.
"Iya itu karena inisiatif Ketua RW, Ketua RT, kader Dasawisma, patungan untuk membeli mesin itu," kata Sugiman.
Baca juga: Warga Cilincing berharap ATM Beras tarik perhatian Anies
Sugiman mengatakan dana kas warga saat itu terkumpul sekitar Rp 26 juta. Awalnya akan digunakan warga untuk rekreasi.
Namun akibat pandemi Covid-19 saat ini, banyak warga yang terkena dampak ekonomi, terutama para warga lanjut usia (lansia), fakir miskin dan warga kurang mampu.
Melihat situasi tersebut, pengurus RW, RT, kader Dasawisma dan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) bermusyawarah lagi.
Hasil musyawarahnya, yakni mereka mengusulkan agar lebih baik dari uang yang terkumpul sekitar Rp26 juta disumbangkan kepada lansia, fakir miskin, warga kurang mampu dan warga terdampak pandemi.
Setelah itu, mesin ATM Beras pun dibeli warga dari Cikarang, Jababeka, seharga Rp18 juta dan sisanya untuk pengadaan beras sebanyak 300 kilogram yang akan dibagi ke 50 warga lansia.
Baca juga: ATM Beras Cilincing, ide kreatif saat pandemi untuk sesama
Kelurahan Cilincing juga ikut membantu pengadaan beras tersebut secara swadaya dengan cara menyisihkan rezeki dari kantong masing-masing personel.
Adapun untuk program ketahanan pangan seperti yang dilakukan warga di RW 02 baru-baru ini belum ada penganggaran khusus dari pemerintah.
"Jadi kami membantunya secara swadaya pribadi. Misalnya lurah dapat menyisihkan rezekinya, Kasi menyisihkan rezekinya untuk program-program ketahanan pangan seperti di RW 02," kata Sugiman.
Dia menyampaikan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah provinsi DKI Jakarta sampai saat ini baru memberikan bantuan dalam bentuk bantuan COVID dan penyuluhan pertanian kota (urban farming).
"Tapi yang di RW 02 ini kan murni dari swadaya. Kami saat ini di RW 02 belum ada bantuan dari pemerintah, masih dari swadaya masyarakat," kata Sugiman.
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021