Bambang dalam pembukaan pameran IIMS Virtual 2021 fase kedua yang digelar daring, Kamis, mengatakan bahwa tantangan pertama yakni percepatan pemulihan perekonomian nasional.
"Meskipun berbagai upaya untuk menggeliatkan kembali industri otomotif di Tanah Air sudah dilakukan, namun masih ada beberapa tantangan yang tidak boleh kita abaikan, antara lain pertama bahwa percepatan pemulihan geliat perekonomian akan sangat tergantung dari seberapa optimal penanggulangan pandemi berhasil menekan angka persebaran COVID-19," kata pria yang akrab disapa Bamsoet itu.
Salah satu upaya pemerintah untuk memulihkan ekonomi nasional di tengah pandemi COVID-19 salah satunya dilakukan melalui program vaksinasi.
Baca juga: Bamsoet harap IIMS virtual 2021 momentum bangkitkan industri otomotif
Baca juga: Menperin: Industri otomotif berkomitmen perluas ekspor mobil dari RI
Namun, kata dia, implementasi program vaksinasi belum berjalan optimal. Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, hingga 14 Maret 2021 tercatat baru 1,46 juta orang yang telah menerima vaksinasi tahap kedua dan sekitar 4 juta orang yang menerima vaksinasi tahap pertama.
Dia mengatakan angka tersebut masih jauh dari target akhir yakni sebanyak 181,5 juta orang, jumlah yang dibutuhkan untuk membentuk kekebalan komunitas atau herd immunity.
"Implementasi program vaksinasi yang masih belum optimal ini tentu sangat berpengaruh pada kecepatan pemulihan perekonomian nasional kita," kata dia.
Tantangan kedua yakni perkembangan industri komponen domestik yang belum optimal. Hal tersebut, kata dia, menyebabkan masih adanya ketergantungan pada beberapa komponen impor.
"Dengan masih adanya kebijakan pembatasan aktivitas ekspor impor yang diterapkan beberapa negara di masa pandemi ini, tentu akan mempengaruhi ketersediaan stok pasokan komponen tersebut di Tanah Air," ucap dia.
Untuk menyikapi hal itu, Bamsoet mengatakan perlu diupayakan berbagai langkah strategis, antara lain dengan mendorong investasi pembangunan industri komponen otomotif di dalam negeri, menyusun kebijakan yang berorientasi pada penggunaan produk dalam negeri, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pembuatan komponen otomotif.
"Yang ketiga, meskipun penetrasi ekspor industri otomotif Indonesia dinilai cukup potensial, di mana Indonesia berhasil mengekspor produk otomotif ke lebih dari 80 negara dengan rata-rata 200 ribu unit per tahun, namun tidak ada yang dapat menjamin kondisi ini dapat bertahan seterusnya karena perbedaan harga industri otomotif antar negara relatif rendah. Maka aspek kualitas akan lebih menentukan sebagai faktor daya saing," kata Bamsoet.
Baca juga: Daihatsu sambut awal tahun dengan pencapaian positif
Baca juga: HPM sebut insentif PPnBM sangat tepat sasaran
Baca juga: GIAMM: 2021 perlu dihadapi dengan adaptasi dan inovasi
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021