"Jadi basically untuk factory preparation masih on track," ujar Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia, Makmur, dalam acara Hyundai Track Day yang digelar di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Makmur menegaskan bahwa target untuk memulai produksi komersial pada akhir 2021 di fasilitas manufaktur tersebut dapat tercapai, mengingat progres pembangunan pabrik tersebut hingga kini tetap berada di jalur yang telah direncakan.
"Yang jelas sudah sesuai dengan target kita di mana kita rencanakan di akhir tahun ini kita bisa produksi, di awal tahun kita sudah bisa mulai jualan. So far on track dengan kondisi pandemi seperti ini dan support pemerintah juga sangat baik sehingga kita masih on track," kata dia.
Baca juga: Hyundai Sonata N Line 2021 meluncur di Australia
Baca juga: Hyundai buka tiga diler baru kejar target 100 gerai tahun ini
Namun demikian, Makmur enggan membeberkan lebih jauh terkait model kendaraan yang akan diproduksi di pabrik itu, termasuk varian kendaraan listrik.
"Untuk mobil listrik produksi kapannya saya belum bisa jelaskan dulu karena kan masih on preparation, yang jelas memang pabrik akan sudah mulai produksi nanti di situ," ujar Makmur.
"Yang jelas nanti kita akan produksi di pabrik itu di starting semua itu di awal tahun 2022, cuma kapan dan itu di bulan berapa itu sudah di product plan semua," tambah dia.
Diketahui, Hyundai Motor Company pada November 2019 lalu telah melakukan penandatanganan kesepahaman dengan pemerintah Indonesia untuk membangun pusat manufaktur pertama di Indonesia dan di kawasan ASEAN, bernilai investasi 1,55 miliar dolar Amerika Serikat (AS) (setara Rp21 triliun).
Nilai investasi yang berjumlah besar itu meliputi biaya operasional dan pengembangan produk.
Fasilitas manufaktur ini akan mulai dibangun pada bulan Desember 2019 di wilayah Deltamas, sebelah timur Jakarta, diharapkan akan memulai produksi komersial pada paruh kedua tahun 2021 dengan kapasitas tahunan sekitar 150.000 unit, sehingga dapat memproduksi hingga 250.000 unit setiap tahunnya.
Hyundai berencana untuk memproduksi kendaraan SUV kompak, MPV kompak, dan model sedan yang dirancang khusus untuk pelanggan di pasar Asia Tenggara di pabrik baru Indonesia ini, yang juga akan menggabungkan fasilitas untuk stamping, pengelasan, pengecatan dan perakitan.
Hyundai juga akan berkomitmen untuk membantu mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dan berkontribusi pada kualitas hidup masyarakat melalui kepemimpinannya dalam teknologi mobilitas bersih.
Bersama dengan perusahaan afiliasinya, Kia Motors Corporation, Hyundai bertujuan untuk menjadi produsen EV ketiga terbesar di dunia pada tahun 2025.
Di pabrik manufaktur yang canggih dengan luas 8,35 juta kaki persegi (77,6 hektar) ini, Hyundai akan memasok produksinya ke berbagai kawasan ASEAN, seperti Vietnam, Thailand, Malaysia dan Filipina guna mendongkrak penjualan kendaraan yang saat ini memang sedang lesu.
Hyundai berencana mengekspor 59.000 unit kendaraan completely knocked down (CKD) per tahun, serta mempertimbangkan untuk mengekspor produknya ke Australia dan Timur Tengah.
Hyundai memperkirakan pabrik baru itu dapat memberikan kontribusi ekonomi senilai lebih dari 20 miliar dolar AS selama satu dekade pertama sejak pabrik ini didirikan dan akan membuka sekitar 23.000 lapangan pekerjaan.
Baca juga: Hyundai Kona Facelift tonjolkan fitur keselamatan yang lebih lengkap
Baca juga: Penjualan mobil listrik Hyundai di Indonesia tembus 300 unit
Baca juga: Hyundai siap hadirkan Staria dengan desain futuristik
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021