"Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi sekaligus terapi psikomotorik kepada peserta terkait situasi pandemi COVID-19 yang hingga saat ini masih menjangkiti hampir di seluruh dunia, melalui ragam kegiatan menarik yang menitik beratkan pada upaya meningkatkan kemampuan motorik, kreativitas dan kemandirian para peserta," kata Ketua Pengmas FMIPA UI, Dr. Retno Lestari dalam keterangannya, Sabtu.
Acara ini dilakukan di Rumah Pengurus Yayasan Rumah Terapi Putra Fitri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Program yang diketuai dosen Departemen Biologi FMIPA UI Dr. Retno Lestari, M. Si. bersama mahasiswa FMIPA UI ini mendapat dukungan dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) UI bekerja sama dengan Yayasan Rumah Terapi Putra Fitri.
Dalam kegiatan Autiscare Edusains, sepuluh anak pra remaja hingga remaja penyandang autis binaan Yayasan Rumah Terapi Putra Fitri dilibatkan sebagai peserta. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan.
Baca juga: Club Yummy Mommy prakarsai kegiatan amal anak autis
Baca juga: Tiga terapi untuk anak terdiagnosa autisme
Selama kegiatan berlangsung, peserta dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari dua orang peserta, didampingi satu orang mahasiswa dari tim pengmas dan perwakilan Yayasan sebagai mentor. Kegiatan Autiscare Edusains ini merupakan pelaksanaan di tahun ketiga dimana dua tahun sebelumnya dilaksanakan dalam kondisi tidak ada pandemi Covid-19.
Retno mengatakan edukasi bagi anak-anak spesial ini dikemas dalam berbagai rangkaian kegiatan menarik, dimulai dari pemaparan secara sederhana seputar Covid-19 terkait hal-hal yang harus dilakukan untuk melindungi diri dari paparan virus berbahaya tersebut, mengenal ragam tanaman sayur dan buah yang dapat meningkatkan kesehatan dan kekebalan tubuh, adu kreativitas kerajinan tangan dengan memanfaatkan barang-barang bekas, sampai bermain dan bernyanyi bersama.
Salah satu perwakilan dari Yayasan Rumah Terapi Putra Fitri, Ratna Komarawangsih mengatakan Autiscare Edusains oleh tim pengmas FMIPA UI berhasil menuai antusiasme para peserta. Di bawah bimbingan para mentor, peserta sangat antusias, namun tetap fokus selama kegiatan, bahkan beberapa anak yang membutuhkan perhatian ekstra mampu mengikuti kegiatan dengan baik.
Salah seorang mentor, Syella, mengungkapkan ada tantangan tersendiri dalam memahami ekspresi dan percakapan anak-anak spesial tersebut. Hal itu dikarenakan anak-anak memakai masker sehingga butuh usaha lebih bagi para mentor untuk dapat memahami apa yang mereka sampaikan.*
Baca juga: Kenali tujuh tanda anak derita autisme
Baca juga: Dian Sastrowardoyo sampaikan anaknya terdiagnosis autisme
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021