Langkah ini dilakukan setelah 17 mantan pesenam di Inggris bulan lalu mengajukan gugatan perwakilan kelompok atau class action terhadap organisasi olahraga British Gymnastics dengan tuduhan serangkaian perilaku kasar.
Kelompok, yang terdiri dari tiga atlet Olimpiade, itu memberikan "Surat Tuntutan" yang berisi tuduhan pelecehan fisik dan psikologis dari para pelatih.
"Salah satu hal yang kami pastikan ketika kami tiba di Tokyo adalah bahwa para atlet tahu siapa yang dapat mereka hubungi jika mereka mendapat masalah di lingkungan itu," kata Anson, dikutip dari Reuters, Minggu.
Baca juga: Penduduk luar negeri dilarang nonton Olimpiade Tokyo di Jepang
"Ini bukan manajer mereka, tetapi seseorang di luar lingkup. Tidak mungkin seseorang dalam struktur manajemen kami."
Tahun lalu, pesenam Inggris peraih medali Olimpiade Amy Tinkler dan beberapa lainnya juga berbicara tentang pengalaman mereka dengan British Gymnastics, menuduh pelatih melakukan penindasan dan "mengomentari bentuk fisik."
"Harus ada hotline independen yang dapat Anda hubungi tanpa takut akan tuduhan apa pun dan itu sangat penting," Anson menambahkan.
"Kita memang memiliki kebijakan dan prosedur, tetapi jika kebijakan dan prosedur tersebut tidak dapat diterapkan atau jika para atlet merasa kita tidak berada di pihak mereka, maka itu tidak benar."
Baca juga: Kepala kreatif Tokyo Games mengundurkan diri karena komentar menghina
Baca juga: IOC: Vaksinasi tidak wajib untuk atlet Olimpiade Tokyo 2020
Baca juga: Presiden Tokyo 2020 janji hidupkan hasrat publik terhadap Olimpiade
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021