Mitos dan tips seputar baterai ponsel awet

23 Maret 2021 11:19 WIB
Mitos dan tips seputar baterai ponsel awet
OPPO RenoF 5 (ANTARA/Chairul Rohman)
Ponsel pintar saat ini tidak bisa dipisahkan dari kegiatan sehari-hari, ketergantungan akan gawai semakin tinggi ketika pandemi virus corona mengharuskan aktivitas dilakukan dari jarak jauh.

Ponsel keluaran masa kini cenderung memiliki baterai yang besar agar bisa menunjang kegiatan penggunanya, yang banyak bergantung pada ponsel terutama untuk berkomunikasi.

OPPO Indonesia, melalui siaran pers dikutip Selasa mengemukakan ada sejumlah mitos agar baterai ponsel tahan lama.

Baca juga: Sedang mudik? Ini tips menghemat baterai smartphone

Mengosongkan baterai
Sejak lama, beredar anggapan pengguna sekali-sekali perlu mengosongkan baterai sebelum diisi ulang, tujuannya agar "memori baterai" terhapus.

Faktanya, ponsel pintar masa kini menggunakan baterai lithium-ion atau Li-ion, mengisi daya baterai saat kapasitasnya tersisa sepertiga bisa bermanfaat positif untuk umur panjang sel baterai.

Ketika daya baterai hampir kosong, baterai Li-ion akan menarik arus konstan dan beroperasi pada tegangan yang lebih rendah. Tegangan berangsur naik saat sel baterai terisi, kemudian tegangan mendatar sekitar 70 persen muatan sebelum arus mulai turun hingga kapasitas penuh.

Berdasarkan riset Battery University, mengisi daya ponsel di kisaran 30-80 persen membuat voltasi lebih rendah dan bisa memperpanjang masa pakai baterai.

Untuk baterai Li-ion, isi ulang daya yang sedikit, namun, teratur, lebih baik dibandingkan mengisi daya penuh dalam jangka waktu yang lama.

Mengisi daya semalaman
Banyak pengguna ponsel yang sengaja mengisi daya baterai ketika malam hari dan baru dicabut saat pagi hari.

Kebiasaan ini sebenarnya tidak bagus bagi umur baterai. Terus mengisi daya ketika baterai penuh akan mengganggu stabilitas baterai dalam jangka panjang, bahkan bisa merusak sistem baterai.

Baterai akan berada pada tegangan yang lebih tinggi ketika terisi penuh. Selain itu, terus mengisi daya bisa menciptakan panas berlebih yang disebabkan oleh disipasi daya yang terbuang percuma.

Selain pemakaian dan pengisian daya yang benar, suhu juga sangat berkontribusi pada umur baterai. Suhu yang tinggi bisa membuat baterai stres dan membuatnya kehilangan kapasitas lebih cepat.

Suhu ideal baterai adalah antara 20 hingga 50 derajat Celcius.

Kondisi ideal ketika mengisi daya, perangkat harus berhenti terisi ketika sudah mencapai 100 persen dan hanya menyalakan kembali sirkuit pengisian daya untuk mengisi ulang baterai sesekali atau setidaknya mengurangi arus pengisian ke jumlah yang sangat kecil.

Baca juga: Smartphone gampang "lowbatt" karena jaringan burukp

Mengisi daya sambil main game
Beberapa orang sengaja mengisi daya sambil bermain game, menonton video atau kegiatan lainnya di ponsel dengan harapan lebih banyak daya yang terisi.

Menurut OPPO Indonesia, cara seperti ini bisa mengganggu siklus pengisian daya. Cara terbaik adalah membiarkan ponsel, tidak dipakai, sampai cukup terisi.

Charger apa pun
Pengguna ponsel pintar seringkali mengisi ulang daya dengan charger apa pun atau yang bukan bawaan dari ponsel.

Menggunakan charger yang tidak tepat bisa merusak ponsel dan mengurangi umur pakai baterai.


Baca juga: Tips memotret "sunset" pakai smartphone ala Dion Wiyoko

Baca juga: Tips foto kamera ponsel untuk hasil terbaik

Baca juga: Tips memotret keren pakai smartphone ala Jay Subiakto

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021