Kementerian Pertanian Republik Indonesia memastikan stok sapi lokal tersedia dalam jumlah cukup dengan harga yang kompetitif, sehingga bisa mengamankan kestabilan pasokan daging sapi selama bulan Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri.
Hal itu bisa dilihat dari jumlah ternak sapi yang ada di Kabupaten Pati cukup banyak.
"Kedatangan kami ke Pati hari ini (23/3) untuk memastikan dari aspek produksi, bahan baku untuk pangan masyarakat dalam hal ini sapi, yang menurut perkiraan nantinya terjadi kelangkaan akibat stok dari Australia sebagai pemasok berkurang sehingga harga menjadi tinggi," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian Nasrullah di sela-sela mengunjungi peternakan sapi milik PT Indonesia Multi Indah (PT IMI) di Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Selasa.
"Kedatangan kami ke Pati hari ini (23/3) untuk memastikan dari aspek produksi, bahan baku untuk pangan masyarakat dalam hal ini sapi, yang menurut perkiraan nantinya terjadi kelangkaan akibat stok dari Australia sebagai pemasok berkurang sehingga harga menjadi tinggi," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian Nasrullah di sela-sela mengunjungi peternakan sapi milik PT Indonesia Multi Indah (PT IMI) di Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Selasa.
Kunjungan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Nasrullah dan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag Syailendra.didampingi Wakil Bupati Pati Saiful Arifin.
Berdasarkan kunjungan ini, kata dia, stok sapi potong di peternakan di Pati ini juga menyuplai pasokan untuk wilayah sentra konsumen, yakni Jabodetabek dan Bandung Raya. Sebab kedua wilayah tersebut memang dinilai rawan kelangkaan dan kenaikan harga.
“Kami pastikan stok cukup. Di tempat peternakan PT IMI saja sampai lebaran bisa menyediakan 2.000 ekor. Ini baru satu titik belum lainnya," ujarnya.
Ia memperkirakan kebutuhan daging sapi secara nasional untuk bulan puasa mendatang mencapai 58.000 ton. Sedangkan memasuki bulan Mei 2021 agak tinggi karena bersamaan dengan puasa dan Lebaran dengan estimasi 60.000 ton.
Stok sapi lokal yang ada dipastikan bisa mencukupi kebutuhan daging sapi nasional.
Terkait dengan sapi impor, untuk saat ini mulai menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Dahulu bisa sampai 39 persen, sekarang turun sekitar 10 sampai 13 persen. Di dalam negey juga sudah terjadi peningkatan populasi, rata-rata sekitar satu juta ekor per tahun dengan eksisting jumlah indukan yang ada. Dengan berbagai program pemerintah seperti Sikomandan (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri)," ujarnya.
Dirjen PDN Kemendag Syailendra menambahkan ketersediaan sapi lokal memang sangat memadai untuk memenuhi pasokan daging segar. Sehingga tidak perlu ada kekhawatiran sekalipun pasokan sapi yang akan diimpor dari Australia menurun.
“Memang di Australia selain harganya naik juga di sana ada repopulasi, jadi ekspor mereka terbatas. Tapi kita tidak perlu takut karena sapi lokal banyak. Sebelumnya saya keliling di Jawa Timur saja ada 4 juta ekor sapi lebih. Jadi banyak sekali. Indonesia cukup siap kalau untuk sapi," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Pati Saiful Arifin mengungkapkan pihaknya memang selama ini berupaya menguatkan sektor produksi peternakan, perikanan, dan pertanian. Termasuk pula peternakan sapi potong.
“Kami kuatkan untuk membuat produksi di sini lebih kuat. Intinya kan, di produksi. Kalau produksi kuat, harga juga bisa terjaga dengan baik," ujarnya.
Ia pun menambahkan, produksi daging sapi di Pati tergolong surplus. Sebab, banyak kandang ternak di Pati, mulai dari skala kecil hingga skala besar seperti PT IMI.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021