Dengan begitu banyak misteri dan konflik yang dikemas dalam satu cerita yang tegang, mungkin Anda bisa sedikit kebingungan di pertengahan serial.
Baca juga: Mengenal sosok trio Hera Palace di "The Penthouse 2"
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diketahui untuk bisa lebih menikmati drama ini.
Perjalanan waktu dan efek sampingnya
Seo-hae adalah seorang penyintas dari masa depan yang dilanda perang nuklir. Demi mencegah terjadinya kehancuran, ia memutuskan kembali ke masa lalu dengan menggunakan mesin waktu ciptaan Tae-sul di masa depan yang disebut dengan Pengunggah. Perjalanan waktu ini sebenarnya memiliki efek samping, di mana hanya lima persen orang yang melakukannya dapat selamat dan beberapa dari mereka pun bisa mengalami kecacatan. Seo-hae, contohnya, mengalami mimisan dan memiliki tubuh yang terkadang hilang-timbul.
Misi Seo-hae
Seo-hae digambarkan sebagai sosok jagoan wanita yang handal dalam bertarung dan menembak. Sebagai bagian dari misinya, ia harus rela mempertaruhkan nyawa untuk menolong Tae-sul di masa lalu. Misi ini pun akhirnya terjelaskan di akhir episode delapan, di mana Seo-hae menemukan buku harian miliknya di masa depan yang tersembunyi di kuburannya sendiri. Dalam buku tersebut, Seo-hae masa depan memintanya untuk menyelamatkan Tae-sul yang ia cintai. Oleh karena itu, Seo-hae merasa Tae-sul adalah kunci untuk mengakhiri peperangan.
Baca juga: "Mouse" hingga "Great Real Estate" siap tayang Maret ini
Misi Tae-sul
Tae-sul yang berkarakter jenius dan terkesan acuh memiliki tekad kuat untuk menemukan sang kakak, Tae-san, yang dulu diyakini telah meninggal. Dia pun harus menghadapi berbagai rintangan karena orang-orang kepercayaannya, termasuk temannya Seung-bok dan psikiaternya Seo-jin, kerap berbohong kepadanya untuk bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Di saat Seo-hae bertekad untuk menyelamatkan Tae-sul dan dunia dari kehancuran, Tae-sul justru bersikeras untuk mencari kakaknya yang ternyata masih hidup. Sementara itu, Tae-san sendiri sedang mencoba mencari cara untuk menyelamatkan Tae-sul dan memperingatkan Seo-hae untuk menjauh dari Tae-sul.
Baca juga: Song Kang dan Han So Hee akan adu akting di "I Know But"
Biro Kontrol yang memburu "imigran gelap"
Ada sebuah badan pemerintah bernama Biro Kontrol yang bertugas untuk memburu dan melacak para penjelajah waktu, atau yang mereka sebut sebagai imigran gelap. Biro ini melakukan pemeriksaan dengan sebuah alat yang dapat mendeteksi tingkat radiasi penjelajah waktu. Semua imigran yang berhasil tertangkap akan ditahan di sebuah gedung rahasia. Biro Kontrol sepertinya tidak berniat untuk membunuh Tae-sul, namun mengerahkan upaya besar-besaran untuk menghabisi Seo-hae.
"Kedutaan" untuk para penjelajah waktu
Berlawanan dengan Biro Kontrol yang memburu imigran gelap, ada sebuah "kedutaan" tidak resmi yang justru membantu para penjelajah waktu untuk bisa menyesuaikan diri dan melarikan diri dari Biro Kontrol - tentunya dengan harga yang tinggi. Dalang di balik kedutaan ini adalah Presiden Park yang berkedok sebagai pemilik toko Asia Mart, di mana ia akan meminta kliennya untuk memberikan koper yang dibawa dari masa depan. Selain itu, Presiden Park dan para pekerjanya juga memiliki akses ke mesin Pengunduh yang bisa menunjukkan lokasi kedatangan para penjelajah waktu. Presiden Park mengenal Tae-san, dan bersikeras untuk mendapatkan kunci Tae-san yang sekarang dimiliki oleh Tae-sul.
Musuh yang kuat bernama Sigma
Sigma sudah mengawasi Tae-sul dan Seo-hae sejak lama. Dia diketahui sebagai salah satu pendatang pertama dari masa depan yang ditemukan oleh Tae-san di rel kereta. Sigma merupakan sosok yang pintar dan sangat berhati-hati, di mana ia merencanakan dan melakukan segala sesuatunya secara matang - termasuk dengan berinvestasi saham. Sekarang setelah Tae-sul mengetahui identitas dirinya, kita akan bisa melihat lebih banyak aksi dari sosok penjahat misterius ini.
Baca juga: Rain akan kembali dalam drama "Ghost Doctor"
Baca juga: Syuting ulang, pemain "River Where the Moon Rises" tak mau dibayar
Baca juga: Delapan karakter perempuan tangguh dalam drama Korea
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021