• Beranda
  • Berita
  • PDIP luncurkan Buku Megawati Soekarnoputri tentang peduli lingkungan

PDIP luncurkan Buku Megawati Soekarnoputri tentang peduli lingkungan

24 Maret 2021 12:54 WIB
PDIP luncurkan Buku Megawati Soekarnoputri tentang peduli lingkungan
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto. ANTARA/HO-Humas PDI-P/aa.
PDI Perjuangan akan meluncurkan buku "Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam" pada Rabu ini yang mengisahkan pengalaman Presiden Kelima RI itu dalam menjaga bumi.
 
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam siaran persnya, di Jakarta, Rabu, mengatakan buku ini akan menjadi panduan seluruh kadernya dalam membangun kultur partai merawat sungai, membersihkan lingkungan, dan menanam tanaman.
 
"Berpolitik itu merawat kehidupan, membangun peradaban. Dengan lingkungan hidup yang indah, asri, dan bersih, akan menciptakan rasa syukur. Ruang sosial menjadi nyaman. Karena itulah menanam tanaman bersifat wajib sebagai kesadaran berorganisasi partai," kata Hasto.

Baca juga: PDI-P lakukan aksi politik hijau di Gelora Bung Karno
 
Menurut dia, buku 'Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam' menggambarkan perhatian Megawati Soekarnoputri yang begitu besar terhadap gerak menjaga lingkungan hidup. Buku itu editornya ialah Kristin dan Maria Karsia.
 
"Jalan menanam bagi Megawati merupakan jalan kehidupan, penuh dengan nilai welas asih, tradisi kontemplasi, dan sekaligus jalan menjaga bumi dengan menyediakan oksigen bagi kehidupan," jelas Hasto.

Baca juga: Politik hijau bisa jadi opsi berdemokrasi rakyat kebanyakan
 
Hasto menerangkan PDI Perjuangan telah menggelorakan gerakan menanam tanaman yang bisa dimakan sejak setahun yang lalu. Di dalam program itu, terdapat gerakan menanam tanaman pendamping beras.
 
PDIP menyadari Indonesia begitu kaya dengan keanekaragaman makanan sehingga bisa berdikari dalam kebutuhan pangan rakyat Indonesia.
 
"Tindakan impor beras yang dilakukan sepihak oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi lahir dari kalkulasi pragmatis. Seorang menteri harus memahami keanekaragaman pangan, dan berpikir bagaimana Indonesia bisa mengekspor pangan, bukan sebaliknya," jelas Hasto.

Baca juga: Ahmad Basarah tegaskan bersih sungai agenda wajib PDIP se-Indonesia

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021