• Beranda
  • Berita
  • Wall Street ditutup jatuh, Indeks Nasdaq anjlok 265,81 poin

Wall Street ditutup jatuh, Indeks Nasdaq anjlok 265,81 poin

25 Maret 2021 07:30 WIB
Wall Street ditutup jatuh, Indeks Nasdaq anjlok 265,81 poin
Ilustrasi - Pialang sedang memantau pergerakan saham di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat. ANTARA/Reuters/pri.

Kami tahu bahwa ekonomi siap untuk benar-benar mengalami akselerasi pada kuartal kedua

Wall Street menghapus keuntungan awal menjadi lebih rendah pada penutupan Rabu (Kamis pagi WIB), terseret aksi jual saham-saham teknologi, setelah optimisme tentang pemulihan ekonomi oleh Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell dan Menteri Keuangan (Menkeu) Janet Yellen tidak dapat menghentikan penurunannya untuk hari kedua berturut-turut.

Indeks Dow Jones Industrial Average sedikit berkurang 3,09 poin atau 0,01 persen, menjadi berakhir di 32.420,06 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 21,38 poin atau 0,55 persen, menjadi menetap di 3.889,14 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup merosot 265,81 poin atau 2,01 persen, menjadi 12.961,89 poin.

Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor jasa-jasa komunikasi dan teknologi masing-masing terpuruk 1,66 persen dan 1,21 persen, di antara yang berkinerja terburuk. Sementara itu, sektor energi melonjak 2,52 persen menyusul kenaikan harga minyak, menjadikannya kelompok dengan kinerja terbaik.

Pernyataan dua pejabat tinggi ekonomi AS mencerminkan apa yang mereka katakan kepada Kongres sehari sebelumnya, dengan Powell mengatakan pada Rabu (24/3/2021) bahwa kasus yang paling mungkin adalah 2021 akan menjadi "tahun yang sangat, sangat kuat."

Baca juga: Dolar naik, setelah Yellen dan Powell indikasikan ekonomi AS menguat

Sementara tiga indeks utama ditutup lebih rendah, investor menjual saham-saham dengan kinerja besar tahun lalu, saham teknologi yang menggandakan Indeks Nasdaq dari posisi terendah tahun lalu, dan membeli saham-saham berorientasi nilai yang di bawah harga bersiap untuk melakukan pemulihan dengan baik.

Wall Street telah bergerak maju-mundur minggu ini karena rotasi selama berbulan-bulan ke saham-saham energi dan keuangan yang sensitif secara ekonomi, yang telah diuntungkan prospek pertumbuhan ekonomi, sempat terangkat oleh penurunan imbal hasil obligasi yang mendorong naiknya saham-saham teknologi.

Imbal hasil obligasi AS 10-tahun mundur menjadi sekitar 1,6 persen, penurunan yang dalam beberapa hari terakhir telah menopang saham teknologi yang mengandalkan modal berbiaya rendah. Saham berorientasi nilai pada Rabu (24/3/2021) ditutup datar, melampaui penurunan 1,4 persen pada saham-saham pertumbuhan, termasuk saham teknologi.

Baca juga: Harga emas naik 8,1 dolar, pasar abaikan naiknya imbal hasil obligasi

Investor telah fokus pada imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan, mempertimbangkan apakah ada ruang untuk menjalankan suku bunga jangka panjang, kata Kepala Strategi Global JPMorgan Asset Management, David Kelly.

“Kami sedikit tenang di sini. Kami tahu bahwa ekonomi siap untuk benar-benar mengalami akselerasi pada kuartal kedua,” kata Kelly. “Tapi kami belum melihat akselerasinya, jadi itulah yang kami tunggu.”

Menambah bias kenaikan untuk sebagian besar sesi adalah data yang menunjukkan aktivitas pabrik AS meningkat pada awal Maret di tengah pertumbuhan yang kuat dalam pesanan baru. Namun gangguan rantai pasokan terus memberikan tekanan biaya pada produsen, menjaga kekhawatiran inflasi tetap menjadi fokus.

"Semua orang optimis tentang prospek pemulihan saat ini," kata Analis Ekuitas Utama dan Manajer Portofolio Exencial Wealth Advisors, David Yepez. "Agar pasar turun, kita perlu memiliki lebih banyak ketakutan, dan saya tidak merasa pasar memiliki ketakutan saat ini."

Baca juga: Harga minyak melonjak 6 persen, setelah kapal kandas di Terusan Suez

Apple Inc, Tesla Inc, Amazon.com Inc, Facebook Inc dan Microsoft Corp memimpin penurunan pada S&P 500 dan Nasdaq.

Intel Corp melemah 2,3 persen setelah menghapus keuntungan awal karena perusahaan, dalam upayanya untuk memperluas kapasitas pembuatan chip, mengumumkan rencana untuk menghabiskan sebanyak 20 miliar dolar AS guna membangun dua pabrik di Arizona dan membuka pabriknya untuk pelanggan luar.

Saham Taiwan Semiconductor yang tercatat di AS anjlok 5,2 persen, sementara pembuat peralatan semikonduktor Lam Research Corp, Applied Materials Inc dan ASML Holding menguat. Applied Materials adalah pendorong terbesar ketiga pada S&P 500, setelah raksasa minyak Chevron Corp dan Exxon Mobil Corp.

Bitcoin menguat setelah pendiri Tesla, Elon Musk, mengatakan perusahaan kendaraan listriknya sekarang dapat dibeli menggunakan bitcoin dan opsinya akan tersedia di luar Amerika Serikat akhir tahun ini.

Baca juga: Saham Spanyol untung 3 hari beruntun, Indeks IBEX naik 0,64 persen

Baca juga: Saham Spanyol untung 3 hari beruntun, Indeks IBEX naik 0,64 persen


 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021