Rumah sakit Hongaria berada di bawah tekanan "luar biasa" karena meningkatnya infeksi virus corona, kata kepala layanan medis pada Rabu (24/3), ketika negara itu menjadi sarang dalam gelombang ketiga pandemi yang telah sangat parah melanda Eropa Tengah.
"Kita dapat mengesampingkan kemungkinan pembelajaran jarak jauh dilakukan sepanjang tahun ajaran. Namun, perlu beberapa tingkat optimisme untuk menerima begitu saja bahwa pada 7 April akan dibuka kembali," kata Maruzsa kepada surat kabar Magyar Nemzet.
"Untuk saat ini tampaknya lebih mungkin bahwa kembali mengajar di kelas bisa memakan waktu lebih lama, tetapi kami juga perlu melihat perkembangan beberapa hari ke depan untuk menilai itu," katanya.
Hongaria di kalangan negara-negara anggota Uni Eropa memimpin dalam impor vaksin dan tingkat vaksinasi per kapita, menurut data dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa. Negara itu telah memberikan setidaknya satu dosis vaksin pada 1,7 juta orang.
Namun, Hongaria sekarang menempati urutan pertama di dunia dalam kematian akibat COVID-19 berdasar rasio populasi selama tujuh hari terakhir, menurut Our World in Data.
Pada Rabu (24/3), Hongaria melaporkan 593.710 kasus COVID-19 dan 18.952 kematian, mewakili sekitar 0,2 persen dari populasinya.
Seorang bankir sentral mengatakan pada Rabu bahwa ia memperkirakan tidak ada pelonggaran cepat dari langkah-langkah penguncian saat ini, yang berlaku sejak November. Bankir tersebut menambahkan bahwa pelonggaran sebagian dapat diperkirakan terjadi pada paruh kedua tahun ini.
Sumber: Reuters
Baca juga: Vaksin COVID CanSino terima persetujuan penggunaan darurat di Hongaria
Baca juga: PM Hongaria: Varian Inggris sebabkan lonjakan COVID
Baca juga: Hongaria dan Serbia memulai vaksinasi untuk atlet Olimpiade
RI-Hongaria sepakati proyek sistem pembayaran tol hingga sawit
Pewarta: Mulyo Sunyoto
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021