"Pembangunan infrastruktur ini bertujuan untuk meningkatkan layanan sanitasi masyarakat dan mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh air limbah domestik yang dibuang secara langsung ke sungai maupun tanah," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Secara teknis, sistem pengelolaannya dilakukan dengan cara mengalirkan air limbah domestik yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga dialirkan langsung kejaringan perpipaan menuju instalasi pengolahan air limbah secara gravitasi.
Baca juga: Kementerian PUPR bangun rumah susun bagi ASN di Bengkulu
SPALD Depok yang berada di Kabupaten Sleman mulai dibangun sejak 14 Agustus 2020 hingga 9 Juni 2021 selama 300 hari kalender sesuai kontrak. Adapun kontraktor pelaksana PT. Karaga, KSO Martua dengan anggaran sebesar Rp31,9 miliar.
Saat ini progresnya mencapai 41,16 persen dengan cakupan layanan meliputi 2 wilayah yaitu Kelurahan Caturtunggal dan Condongcatur.
Selanjutnya SPALD Bambanglipuro yang berada di Kabupaten Bantul mulai dibangun sejak 16 April 2020 hingga 6 Mei 2021 selama 385 hari kalender sesuai kontrak.
Baca juga: Kementerian PUPR berharap Tol Serbaraja tumbuhkan kawasan Balaraja
Adapun kontraktor pelaksana PT. Indo Pratama – KSO dengan anggaran sebesar Rp46 miliar. Saat ini progresnya mencapai 84 persen dengan cakupan layanan 5 desa yaitu Desa Palbapang, Ringinharjo, Bantul, Trirenggo, dan Sumbermulyo.
Permasalahan sanitasi, khususnya air limbah domestik, masih menjadi tantangan di beberapa wilayah Indonesia salah satunya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Sleman dan Bantul Provinsi DIY tersebut, maka tuntutan lingkungan hidup semakin meningkat, maka sangat diperlukan penanganan air limbah yang memadai.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021