"Jika lingkungan cenderung menyoroti kekurangan terutama fisik, yang memang sesuatu yang sulit untuk diubah, atau sebetulnya tidak perlu untuk diubah, ini menjadikan individu lebih rentan masalah psikologis," kata Mufidah kepada ANTARA, Jumat.
Lingkungan pekerjaan atau pertemanan yang betul-betul menyoroti soal wajah dan bentuk tubuh yang dituntut sesuai "standard" yang beredar di masyarakat berpotensi menimbulkan rasa tertekan pada individu.
Baca juga: COVID-19 juga bisa tingkatkan risiko orang kena masalah mental
Setiap masalah psikologis bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal, pengaruh lingkungan adalah faktor eksternal yang bisa jadi pemicu serta penguat masalah.
Bila Anda memang berada di lingkungan seperti itu, atau dikelilingi orang yang suka merundung soal fisik, bertahanlah dengan menguatkan diri Anda sendiri.
"Penting untuk meyakini bahwa self worth kita tidak bergantung pada siapapun, selain diri kita," ujar Co-founder Arsanara Development Partner itu.
Kemudian saringlah omongan orang lain, latih diri untuk tidak menelan bulat-bulat celetukan orang lain.
Ucapan yang berpotensi membuat sakit hati biasanya keluar tanpa disaring dari mulut perundung. Bisa jadi orang lain berkomentar tanpa mengetahui betul-betul kondisi Anda sebenarnya. Jangan terlalu ambil pusing, karena orang yang paling mengenal diri Anda adalah Anda sendiri.
Selanjutnya, penting juga untuk membuat batasan dan jarak dari orang-orang yang justru membuat Anda tertekan agar Anda tidak mudah terpengaruh. Kelilingi diri sendiri dengan teman atau kerabat yang mendukung dan selalu mencintai Anda apa adanya.
Baca juga: Cara membedakan rasa sedih biasa dengan gangguan mental
Baca juga: Hindari tindakan reaktif saat dicurhati masalah mental
Baca juga: Waspadai depresi yang mengintai ibu pasca melahirkan
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021