• Beranda
  • Berita
  • Ridwan Kamil sebut "Earth Hour" simbol budaya peduli lingkungan

Ridwan Kamil sebut "Earth Hour" simbol budaya peduli lingkungan

27 Maret 2021 22:52 WIB
Ridwan Kamil sebut "Earth Hour" simbol budaya peduli lingkungan
Lampu di bangunan Gedung Sate, Kota Bandung, dimatikan pada saat peringatan Earth Hour, Sabtu (27/3/2021). ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi/aa.

Begitu pula dengan gerakan 'Earth Hour' yang konsisten dilakukan setiap tahunnya dengan penuh semangat

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut gerakan Earth Hour dengan cara mematikan lampu selama 60 menit sebagai simbol kebudayaan peduli lingkungan.

"Kunci kemenangan adalah konsisten. Begitu pula dengan gerakan 'Earth Hour' yang konsisten dilakukan setiap tahunnya dengan penuh semangat," ucap Ridwan jelang Global Switch Off Earth Hour Indonesia 2021 yang dipusatkan di Bandung secara daring, Sabtu malam.

Pertama kali digelar di tahun 2007, Earth Hour kini memasuki penyelenggaraan tahun ke-15. Pada 2021, ada 190 negara yang berpartisipasi, termasuk Indonesia.

Baca juga: WWF: Earth Hour penting untuk pembentukan karakter pemuda

Adapun di Indonesia, sebanyak 32 kabupaten, kota, dan provinsi juga ikut berpartisipasi dengan menggelar acara secara daring maupun langsung.

Ridwan mengatakan, pelaksanaan Earth Hour tahun ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak lagi generasi muda yang peduli pada masa depan dengan bersikap bijak dalam menggunakan energi.

"Jika pada generasi yang lebih tua belum maksimal, tapi bagaimana generasi anak-anaknya bisa lebih peduli bagaimana 'fossil fuel' ini dikurangi," ujar dia.

Ridwan mengakui, di Jawa Barat, energi berbasis bahan bakar fosil masih dominan digunakan warganya.

"Penggunaan 'fossil fuel' masih berkisar 90 persen, sedangkan penggunaan energi terbarukan baru sepuluh persen," katanya.

Baca juga: Earth Hour 2021 dilakukan online dan diikuti 32 daerah di Indonesia

Namun dalam waktu dekat, segera dibahas perumusan undang-undang energi terbarukan karena dalam 25 tahun mendatang Indonesia harus bisa beralih dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan.

"Sumbernya bisa apa saja, bisa dari air, angin, matahari, gerak, singkong, atau tanaman lain penghasil energi, asalkan tidak terus menerus mengeruk perut bumi," kata Ridwan yang baru saja terpilih sebagai Ketua Umum Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan.

Aksi nyata peralihan konsumsi energi berbasis bahan bakar fosil itu Ridwan realisasikan dengan beralih pada mobil listrik.

"Kami gubernur pertama yang menggunakan mobil listrik sebagai kendaraan dinas, mudah-mudahan akan lebih banyak," katanya.

Baca juga: Komunitas Earth Hour ajak warga Makassar hemat energi listrik

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2021