Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) mengutuk keras aksi bom bunuh diri di Gerbang Gereja Katedral Makassar sebagai serangan terhadap kebinekaan di Indonesia.Aparat kepolisian hendaknya harus selalu siaga sebab para teroris ternyata tak berhenti mengganggu NKRI.
"Serangan bom bunuh diri ini sangat melukai bangsa Indonesia. Apalagi, dilakukan di kala umat Katolik sedang merayakan Minggu Palma," kata Sekretaris Umum Bamusi Nasyirul Falah Amru dalam keterangan pers di Jakarta, Ahad.
Nasyirul Falah Amru, akrab disapa Gus Falah, menegaskan bahwa bom bunuh diri itu merupakan serangan terhadap kebinekaan dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Gus Falah menduga jika aksi teror itu merupakan balasan dari tindakan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri yang meringkus para teroris di berbagai wilayah Indonesia awal tahun 2021.
Baca juga: Radikalisme dan alat politik penyerang pemerintah
"Aparat kepolisian hendaknya harus selalu siaga sebab para teroris ternyata tak berhenti mengganggu NKRI," ujarnya.
Ia juga mengingatkan pihak intelijen harus bekerja keras mencegah terjadinya aksi teror biadab seperti itu. Akibat aksi teror itu menunjukkan intelijen 'kecolongan', dan jangan sampai kecolongan itu berulang kali.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol. Argo Yuwono menyebutkan total 14 korban terluka akibat ledakan bom di depan gerbang masuk Gereja Katedral, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad.
Argo memerinci tiga korban luka dirawat di Rumah Sakit Stella Maris, tujuh korban dirawat di Rumah Sakit Akademis, dan empat orang dirawat di Rumah Sakit Pelamonia. Mereka mengalami luka pada bagian luar, seperti kaki, kepala, lengan, dan betis.
Baca juga: Korban bom Katedral Makassar bertambah menjadi 14 orang
Pewarta: Fauzi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021