"Kami menyerukan kepada seluruh umat dan masyarakat untuk tidak takut dan resah, namun tetap waspada," kata Ketua HAK-KWI, Mgr Yohanes Harun Yuwono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Yohanes menyatakan pihaknya turut prihatin dan duka cinta mendalam atas peristiwa yang menciderai rasa kemanusiaan seluruh bangsa, yang telah mengakibatkan adanya korban luka-luka.
Baca juga: Surya Paloh ajak masyarakat tak terpancing isu terkait bom di Makassar
"Peristiwa bom bunuh diri tersebut bukan hanya menjadi keprihatinan umat Katolik semata, melainkan keprihatinan seluruh bangsa dan negara Indonesia," jelas Yohanes.
Secara organisasi kata Yohanes, mengecam keras atas tindakan bom bunuh diri yang merendahkan martabat manusia, menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan, dan
menambah daftar panjang tindakan terorisme di bumi Nusantara yang kita cintai.
"Jangan ada di antara kita yang memposting gambar atau video tentang peristiwa ini yang justru dapat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat," imbau Yohanes.
HAK-KWI mempercayakan sepenuhnya kepada Pemerintah, Polri dan TNI yang dianggap mampu mengusut tuntas kasus tersebut dan dapat menciptakan suasana aman dan nyaman bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di Makassar.
Baca juga: Wali Kota Makassar jenguk korban bom Gereja Katedral di rumah sakit
Yohanes berharap agar peristiwa tersebut tidak merusak atau melemahkan hubungan antara umat beragama dan kepercayaan yang selama ini terus menerus dibangun, dirawat dan dikembangkan.
Sebelumnya Kapolda Sulawesi Selatan Inspektur Polisi Merdisyam menyebut jumlah korban pascabom Gereja Katedral di Makassar, Sulawesi Selatan, kini bertambah menjadi 20 orang.
Sebagian korban dalam perawatan di RS bhayangkara sebanyak tujuh orang dan RS Siloam sebanyak empat orang.
"Dari total dengan data luka ringan, sudah pulang sebanyak 20, orang ini perkembangan terakhir," kata Kapolda Merdisyam.
Baca juga: LPSK minta RS berikan layanan terbaik bagi korban ledakan di Makassar
Pewarta: Fauzi
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021