"Kami meminta kepada para tokoh agama untuk terus meningkatkan pola pengajaran agama secara baik dan menekankan pentingnya beragama secara moderat dan Rahmatan lil' alamin (membawa rahmat bagi seluruh umat, Red)," kata Abdullah Syukri sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu.
Dalam pesan tertulisnya itu, ketua PMII juga turut mengutuk serangan teror di Gereja Katedral Makassar dan mengatakan pihaknya akan melawan segala bentuk aksi teror yang mengatasnamakan agama.
"Kami mengutuk keras aksi biadab bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar yang dilakukan oleh jaringan kelompok/organisasi tertentu," kata dia.
Baca juga: Peace Leader Indonesia kecam aksi bom bunuh diri di Makassar
Menurut Abdullah Syukri, aksi teror tidak dibenarkan oleh ajaran apapun, termasuk ajaran agama.
"Apapun motif dari kejadian ini, segala bentuk tindak kekerasan dan teror tidak dibenarkan agama, karena dampaknya tidak hanya pada diri sendiri, melainkan merugikan orang banyak," ujar dia.
Ia pun mengajak seluruh masyarakat, khususnya kader PMII di seluruh Indonesia untuk bersama-sama menolak paham radikal serta melawan segala bentuk aksi kekerasan dan teror.
"Saya juga mengajak semua pihak untuk mengutamakan keharmonisan dalam menyelesaikan permasalahan ini. Kita percayakan pada aparat kepolisian untuk mengungkap tuntas aksi teror yang dilakukan di Gereja Katedral Makassar," kata ketua umum PMII.
Baca juga: Menkopolhukam perintahkan aparat tingkatkan pengamanan di rumah ibadah
Bom meledak di pintu gerbang Gereja Katedral di Jalan Kajaolalido, MH Thamrin, Kota Makassar, Minggu pagi, usai Umat Katolik setempat menjalani ibadah misa Minggu Palma.
Akibat ledakan itu, dua pelaku teror diduga kuat tewas di lokasi, sementara ada 20 orang, yang di antaranya petugas keamanan gereja serta masyarakat, luka-luka.
Korban luka-luka saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Sejauh ini, belum ada kelompok apapun yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
Baca juga: Kominfo ajak warga tak beri kesempatan aksi teror di ruang digital
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021