• Beranda
  • Berita
  • Taman Biodiversitas Hujan Tropis Kalsel miliki ragam jamur makroskopis

Taman Biodiversitas Hujan Tropis Kalsel miliki ragam jamur makroskopis

29 Maret 2021 17:41 WIB
Taman Biodiversitas Hujan Tropis Kalsel miliki ragam jamur makroskopis
Para peneliti dari mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP ULM saat berada di Taman Biodiversitas, Banjarmasin, Kalsel, Senin (29/3/2021). ANTARA/Firman.

Jamur makroskopis yang ditemukan terdiri dari 10 famili dan 11 genus

Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis di Lembah Bukit Manjai, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan memiliki ragam jamur makroskopis dengan jumlah puluhan spesies yang telah ditemukan.

"Jamur makroskopis yang ditemukan terdiri dari 10 famili dan 11 genus," kata Koordinator Forum Saintis Muda Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Candra Pratama di Banjarmasin, Senin.

Ia menjelaskan 10 famili itu adalah Famili Arcyriaceae, Hypoxylaceae, Sclerodermataceae, Xylariaceae, Tricholomataceae, Polyporaceae, Geastraceae, Clavariaceae, Sarcoscyphaceae, dan Phallaceae.

Sedangkan genus yaitu Genus Arcyria, Daldinia, Trametes, Collybia, Clavaria, Geastrum, Cookeina, Scleroderma, Ductifera, Xylaria, dan Phallus.

Menurut dia akan lebih banyak lagi jenis jamur yang bisa ditemukan jika dilakukan penelitian lebih lanjut.

Oleh karena itu, kata Candra Pratama, lulusan terbaik tahun 2020 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP ULM ini mendorong para mahasiswa dan mahasiswi jurusan Pendidikan Biologi ULM agar tugas akhir studinya melakukan penelitian tentang jamur makroskopis di Taman Biodiversitas milik Pusat Studi dan Konservasi Keaneka Ragaman Hayati (Biodiversitas Indonesia) itu.

Salah satu penggagas dan pendiri Taman Biodiversitas Amalia Rezeki mengaku keinginannya untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat riset dan konservasi keanekaragaman hayati ekosistem hutan hujan tropis dapat terwujud dengan baik.

"Alhamdulillah di awal tahun ini saja sudah ada lima penelitian yang dilakukan di Taman Biodiversitas, khususnya mengenai tumbuhan tingkat rendah dan jamur," katanya.

Dia berharap ke depan bisa membangun sarana dan prasana yang lebih lengkap lagi bagi tujuan riset dan konservasi sehingga nantinya bisa menjadi warisan bagi dunia ilmu pengetahuan dan konservasi untuk kemajuan negeri ini.

Menurut Amel, sapaan akrab Amalia Rezeki, jamur sangat berguna membantu menyuburkan tanah melalui penyediaan nutrisi bagi tumbuhan sehingga hutan tumbuh dengan subur.

Ia menyebutkan jamur merupakan salah satu organisme tingkat rendah yang tidak mempunyai zat hijau daun. Tubuhnya terdiri atas bagian yang tegak yang berfungsi sebagai penyangga dan bagian tudung. Tudung berbentuk mendatar atau membulat seperti payung atau kipas.

"Jamur merupakan salah satu jenis organisme yang berperan penting untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian alam. Bersama dengan bakteri dan mikroorganisme lainnya, jamur berperan sebagai pengurai bahan organik untuk mempercepat siklus materi dalam ekosistem hutan," demikian Amalia Rezeki.

Baca juga: Jamur sebagai pangan bernutrisi di masa pandemi COVID-19

Baca juga: Kementan musnahkan jamur enoki dari Korsel karena mengandung bakteri


Baca juga: Guru Besar IPB: Jamur berpotensi bantu wujudkan ketahanan pangan

Baca juga: Jamur Cordyceps berpotensi lawan corona, bersiap diuji klinis

Pewarta: Firman
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021