• Beranda
  • Berita
  • ADB setujui pinjaman 450 juta dolar AS untuk penyaluran vaksin

ADB setujui pinjaman 450 juta dolar AS untuk penyaluran vaksin

31 Maret 2021 18:15 WIB
ADB setujui pinjaman 450 juta dolar AS untuk penyaluran vaksin
Deretan kardus berisi vaksin COVID-19 jenis Sinovac produksi PT Biofarma dalam proses pendistribusian di Kota Pekanbaru, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/FB Anggoro.

Proyek ini akan membantu memvaksinasi jutaan warga yang rentan baik secara sosial maupun ekonomi dan memiliki risiko tertular yang tinggi

Bank Pembangunan Asia (ADB) menyetujui pinjaman senilai 450 juta dolar AS atau sekitar Rp6,3 triliun untuk membantu PT Bio Farma dalam memperoleh dan menyalurkan vaksin secara aman dan efektif.

Pinjaman ini merupakan bagian dari Responsive COVID-19 Vaccines for Recovery (RECOVER) yang mendanai pembelian sekurang-kurangnya 65 juta dosis vaksin COVID-19 bagi kelompok prioritas sesuai ketetapan pemerintah Indonesia.

Proyek tersebut didukung oleh Asia Pacific Vaccine Access Facility (APVAX) senilai 9 miliar dolar AS, yang diluncurkan pada Desember 2020 untuk mendukung ketersediaan vaksin secara cepat dan adil bagi negara-negara berkembang anggota ADB.

Presiden ADB Masatsugu Asakawa dalam pernyataan di Jakarta, Rabu, mengatakan program RECOVER ini akan membantu pemerintah dalam melindungi jiwa serta memulihkan kembali mata pencaharian.

"Proyek ini akan membantu memvaksinasi jutaan warga yang rentan baik secara sosial maupun ekonomi dan memiliki risiko tertular yang tinggi, serta bagi para pelayan masyarakat yang menyediakan layanan penting," ujarnya.


Baca juga: Bio Farma berupaya percepat pengadaan bahan baku vaksin COVID-19


Ia juga memastikan ADB akan membantu pemerintah dan Bio Farma untuk meningkatkan manajemen logistik dan menyalurkan vaksin secara lebih efektif kepada masyarakat.

Untuk memperoleh pembiayaan lewat APVAX, vaksin harus memenuhi setidaknya satu dari tiga kriteria yaitu vaksin diadakan melalui COVID-19 Vaccines Global Access Facility (COVAX), memenuhi syarat prakualifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), atau mendapat otorisasi dari otoritas regulator yang ketat (SRA).

Pemerintah menargetkan pemberian vaksin kepada 181,5 juta orang atau merupakan salah satu kegiatan vaksinasi terbesar di dunia. Indonesia mencatat lebih dari 1,5 juta kasus positif COVID-19 dan 40.000 korban meninggal hingga 30 Maret 2021.

Pandemi ini juga telah berdampak signifikan kepada sekitar 30 juta orang di Indonesia yang kehilangan pekerjaan atau mengalami pemotongan jam kerja, sehingga mengakibatkan naiknya angka kemiskinan.


Baca juga: BPK akan lakukan pemeriksaan pengadaan dan distribusi vaksin COVID-19

Baca juga: Pemerintah sediakan anggaran pengadaan vaksin Rp73 triliun



Sebelumnya, ADB telah menyediakan hibah Asia Pacific Disaster Response Fund senilai 3 juta dolar AS yang disetujui pada April 2020 untuk membantu Kementerian Kesehatan menyalurkan peralatan dan pasokan medis penting.

ADB juga menyalurkan pinjaman Program COVID-19 Active Response and Expenditure (CARES) senilai 1,5 miliar dolar AS sebagai dukungan anggaran bagi bantuan kesehatan masyarakat, sosial, dan ekonomi yang mendesak.

Program CARES dibiayai bersama oleh Department of Foreign Affairs and Trade Australia, Japan International Cooperation Agency, kerja sama pembangunan Jerman melalui KfW, dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

Selain itu, ADB juga telah menyediakan dukungan pengetahuan yang memberi pemerintah beragam opsi untuk merespons pandemi serta strategi peluncuran vaksin.


Baca juga: Pemerintah bebaskan pajak impor pengadaan vaksin COVID-19

Baca juga: Kemenkeu akan suntik Bio Farma Rp2 triliun untuk pengadaan vaksin

Pewarta: Satyagraha
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021