"Beberapa tahun yang lalu kami memulai investasi dan bisnis mobil pintar dan kami telah membuat pengumuman tentang strategi kami untuk itu. Posisi Huawei sendiri sebagai penyedia untuk menambah komponen untuk mobil pintar," kata Rotating Chairman Huawei Ken Hu dalam sesi tanya-jawab di Annual Report and Huawei's Corporate Strategy, yang digelar secara hibrida dari Shenzhen, China, Rabu (31/3).
Lebih lanjut, Hu mengatakan bahwa perusahaan mempertegas posisinya sebagai penyedia komponen di sektor mobil listrik pintar karena pasarnya dinilai cukup kompetitif.
"Alasan di balik positioning ini adalah karena kami percaya teknologi kami bisa bersaing di pasar kendaraan listrik pintar dan smart driving. Tahun lalu kami juga mengintegrasikan inovasi dan manajemen untuk solusi kendaraan," ujar Hu menambahkan.
Baca juga: Huawei hadirkan solusi AI di RS Indonesia untuk hadapi COVID-19
Baca juga: Huawei ingin perkuat talenta digital di Asia Pasifik
"Kami ingin bersaing di bisnis mobil dan membangun kendaraan dengan performa yang baik," imbuhnya.
Mengutip dari Annual Report 2020, Huawei mengatakan perusahaan meluncurkan one-stop AI development platform ModelArts 3.0 dan solusi komputasi full-lifecycle knowledge pertama di industri untuk mempercepat adopsi AI di industri.
Lebih lanjut, Huawei mengatakan perusahaan membuka sumber tumpukan prosesor Kunpeng lengkap dan tumpukan penuh platform perangkat lunak dan perangkat keras Ascend untuk membantu mitra dan pengembang mempercepat inovasi dan menggunakan kemampuan AI secara efisien.
Dalam domain solusi otomotif cerdas, perusahaan bekerja dengan mitra untuk membantu OEM mobil membuat kendaraan yang lebih baik, dan akan segera meluncurkan lebih dari 30 komponen cerdas.
Sebelumnya, Huawei berencana membuat kendaraan listrik dengan mereknya sendiri dan dapat meluncurkan beberapa model tahun ini, dikutip dari Reuters dan Business Insider.
Huawei Technologies Co Ltd sedang dalam pembicaraan dengan Changan Automobile dan pembuat mobil lainnya untuk menggunakan pabrik mobil mereka untuk membuat kendaraan listrik (EV), menurut dua orang yang mengetahui masalah tersebut.
Huawei juga sedang berdiskusi dengan BluePark New Energy Technology dari BAIC Group yang didukung Beijing untuk memproduksi EV-nya, kata salah satu sumber.
Rencana tersebut menandai perubahan arah yang berpotensi besar bagi Huawei setelah hampir dua tahun sanksi AS yang telah memotong aksesnya ke rantai pasokan utama, memaksanya untuk menjual sebagian dari bisnis ponsel cerdasnya untuk menjaga merek tetap hidup.
Baca juga: Huawei fokus ke infrastruktur TIK dan cloud pada 2021
Baca juga: Huawei sebut laba bertumbuh meskipun ada sanksi dari AS
Baca juga: Huawei targetkan pengembangan 100 ribu SDM digital Indonesia
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021