Sebelumnya, pengiriman mengalami penundaan selama satu minggu karena keterbatasan pasokan.
Negara di Asia Tenggara yang telah memulai program vaksinasi virus corona itu bulan lalu, menargetkan mendapatkan total 30 juta dosis vaksin melalui fasilitas COVAX.
Pengiriman pada Kamis itu membuat jumlah vaksin AstraZeneca di Vietnam menjadi hampir 930.000 dosis sejauh ini.
Vietnam ingin mendiversifikasi pengadaan vaksinnya dari lebih banyak sumber, termasuk Pfizer, Johnson & Johnson, Moderna, Sinovac dari China, dan Sputnik V dari Rusia.
Dalam pertemuan dengan Menteri Kesehatan Nguyen Thanh Long pada Rabu (31/3), Kedutaan Besar Rusia di Hanoi menawarkan untuk membantu Vietnam memproduksi Sputnik V secara lokal, kata kementerian kesehatan dalam pernyataan.
Long juga mengatakan Vietnam akan menyetujui vaksin China dalam beberapa minggu, setelah Sinovac menyerahkan dokumen yang diperlukan. Vietnam adalah salah satu dari sedikit negara di Asia yang belum menggunakan vaksin China.
Vietnam mendapat pujian karena dianggap berhasil membendung virus corona melalui pengujian dan pelacakan massal serta karantina ketat, yang membuat total infeksi hanya 2.603 kasus, dengan 35 kematian.
Hampir 50.000 orang di Vietnam sudah divaksin.
Vaksin COVID-19 pertama Vietnam yang dikembangkan di dalam negeri, disebut Nanocovax, diharapkan mulai digunakan pada 2022.
Empat perusahaan Vietnam terlibat dalam penelitian dan produksi vaksin, dan dua di antaranya sedang menjalankan tahap uji coba pada manusia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Vietnam hukum seorang pramugara karena sebarkan virus corona
Baca juga: Vaksin COVID-19 Sputnik disetujui Vietnam
Baca juga: Vietnam : Vaksin COVID dalam negeri akan tersedia pada kuartal empat
Yang bisa kita pelajari dari Vietnam
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021