• Beranda
  • Berita
  • Menkeu gambarkan kondisi Indonesia pada usia 100 tahun kemerdekaan

Menkeu gambarkan kondisi Indonesia pada usia 100 tahun kemerdekaan

1 April 2021 15:46 WIB
Menkeu gambarkan kondisi Indonesia pada usia 100 tahun kemerdekaan
Tangkapan layar - Menteri Keuangan Sri Mulyani saat webinar nasional daring bertajuk Akselerasi Indonesia Maju melalui Penanaman Modal dan Insentif Fiskal di Jakarta, Kamis (1/4/2021). ANTARA/Tangkapan layar Youtube Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM/pri.

Income per kapita kita mencapai 23.199 dolar AS yang berarti kita masuk dalam middle upper class

Menteri Keuangan Sri Mulyani menggambarkan kondisi Indonesia setelah 100 tahun merdeka pada tahun 2045 yang diwujudkan melalui visi Indonesia 2045 menjadi negara maju.

“Berdasarkan proyeksi demokrasi Indonesia mencapai 319 juta penduduk, apabila kita terus menjaga policy dan implementasi kebijakan yang baik dan juga inovatif, maka kita akan menjadi negara dengan ekonomi lima terbesar di dunia,” ungkap Menkeu Sri Mulyani saat webinar nasional daring bertajuk Akselerasi Indonesia Maju melalui Penanaman Modal dan Insentif Fiskal di Jakarta, Kamis.

Saat itu, lanjut Menkeu, penduduk usia produktif sebanyak 47 persen dan 73 persen penduduk Indonesia akan tinggal di daerah perkotaan serta sebanyak 70 persen merupakan kelompok kelas menengah.

Income per kapita kita mencapai 23.199 dolar AS yang berarti kita masuk dalam middle upper class dan tentu kita berharap struktur perekonomian kita akan didukung oleh struktur perekonomian yang memiliki daya kompetensi dan memiliki nilai tambah tinggi,” papar Menkeu.

Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa kue perekonomian tanah air akan bergeser, di mana mayoritas produksi berasal dari sektor jasa yang memiliki daya saing tinggi dan tidak lagi sektor jasa informal yang memiliki daya tambah rendah.

“Ini bukan hanya sebuah visi cita-cita tapi sekaligus merupakan suatu road map bagi kita untuk mencapai tidak hanya impian tapi cita-cita yang harus disiapkan,” ujarnya.

Untuk mencapai cita-cita tersebut, sambung dia, membutuhkan setidaknya enam persyaratan dan persiapan.

Pertama, membangun infrastruktur yang layak menjadi penyokong mobilitas dan mendorong pembangunan. Kedua, penguatan SDM melalui riset, program kesehatan, dan perlindungan sosial.

“Bagaimana kita harus terus mampu, tidak hanya mengadopsi namun juga inverter dari teknologi. Bagaimana sektor publik seperti birokrasi harus terus diperbaiki kualitasnya,” jelas Sri Mulyani.

Kemudian prasyarat kelima adalah pengelolaan tata ruang yang baik dan didukung oleh sistem yang integratif. Serta prasyarat terakhir adalah sumber daya ekonomi dan keuangan dengan APBN sehat.

Baca juga: Menkeu: Anggaran program vaksinasi COVID-19 capai Rp130,03 triliun
Baca juga: Menkeu sebut 2021 tantangan untuk akselerasi pemulihan ekonomi
Baca juga: Menkeu ungkap belanja negara Februari 2021 tumbuh 1,2 persen

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021