Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menyebutkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang menimpa sejumlah penerima vaksin AstraZeneca di Sulawesi Utara (Sulut) tergolong ringan.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam telekonferensi pers di Jakarta, Kamis, mengatakan Komnas KIPI sudah menganalisis reaksi yang terjadi pada penerima vaksin AstraZeneca di Sulut. Beberapa reaksi itu seperti demam, badan menggigil dan pegal.
“Temuan KIPI ini masuk ke dalam kategori ringan. Pemerintah akan terus berupaya menjamin keamanan dan kesehatan masyarakat melalui surveillance KIPI,” ujar Wiku.
Oleh karena dampak ringan tersebut, Komnas KIPI sudah mengirimkan surat rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi Sulut untuk melanjutkan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 ke masyarakat.
Baca juga: Tarik ulur halal haram vaksin COVID-19
Baca juga: ITAGI: Vaksin AstraZeneca aman bagi orang berusia di atas 18 tahun
Pemerintah, ujar Wiku, akan selalu bersikap terbuka terhadap masukan berbagai pihak, terutama dari pakar kesehatan seperti Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) maupun inisiatif global seperti The Global Alliance for Vaccines and Immunizations (GAVI).
Pemerintah juga tidak akan berhenti melakukan pengawasan setelah proses vaksinasi COVID-19 terhadap masyarakat dilakukan.
“Dari kejadian ini, masyarakat bisa melihat pemerintah tidak berhenti melakukan monitoring setelah proses vaksinasi dilakukan, namun terus diamati dampaknya demi proses vaksinasi lebih baik,” ujar Wiku.
Pemerintah sedang berupaya melaksanakan vaksinasi COVID-19 kepada 181,5 juta penduduk untuk mencapai 70 persen sasaran penerima vaksin dari total populasi. Tujuannya agar tercipta kekebalan komunitas (herd immunity).
Hingga 1 April 2021, menurut Satgas Penanganan COVID-19, pemerintah telah melakukan penyuntikan vaksinasi COVID-19 pertama ke 8,3 juta penduduk, dan penyuntikan vaksinasi COVID-19 kedua ke 3,8 juta penduduk.*
Baca juga: Pemerintah minta masyarakat tidak pilih-pilih vaksin COVID-19
Baca juga: Kemenkes: Belum ditemukan KIPI berat setelah penyuntikan AstraZeneca
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021