Menyusul pertemuan Dewan Penasihat Sains Virus Corona, Menteri Koca mengatakan bahwa varian COVID-19 Inggris menyumbang 75 persen dari semua kasus di Turki.
Menurut pernyataan di Twitter, Koca menuliskan Turki juga menemukan 169 kasus COVID-19 varian Afrika Selatan di 11 provinsi, empat kasus varian Brazil di dua provinsi dan dua kasus COVID-19 California-New York di satu provinsi.
Selain vaksin COVID-19 buatan SinoVac dan BioNTech, menurutnya, Turki memilik sumber pasokan baru untuk mempercepat program vaksinasi.
"Sebagai hasil dari negosiasi dengan berbagai produsen, Turki akan segera dapat membeli vaksin COVID-19 lebih banyak," katanya.
Koca menambahkan bahwa masyarakat dapat memilih vaksin COVID-19 yang mereka inginkan antara SinoVac dan BioNTech.
Sebanyak 39.302 kasus, termasuk 1,401 orang tanpa gejala (OTG), dikonfirmasi di seluruh wilayah Turki dalam 24 jam terakhir.
Secara kumulatif jumlah kasus COVID-19 di Turki mencapai 3,3 juta lebih, dengan 31.537 kematian.
Turki mulai menggelar kampanye vaksinasi COVID-19 pada 14 Januari dan sejak itu telah menyuntikkan 16,03 juta dosis vaksin kepada masyarakat, berdasarkan data resmi.
Sumber: Anadolu
Baca juga: WHO kritik Eropa karena lambat soal vaksinasi COVID
Baca juga: Vaksinasi COVID lamban, Presiden Kazakhstan ancam pecat kabinet
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021