• Beranda
  • Berita
  • Konsolidasikan kenaikan, dolar tergelincir jelang data penggajian AS

Konsolidasikan kenaikan, dolar tergelincir jelang data penggajian AS

2 April 2021 06:52 WIB
Konsolidasikan kenaikan, dolar tergelincir jelang data penggajian AS
Tumpukan uang kertas seratus dolar. ANTARA/Shutterstock/pri. (ANTARA/Shutterstock)

Investor sekarang melihat laporan penggajian non-pertanian Amerika Serikat pada Jumat waktu setempat untuk mengonfirmasi pandangan positif mereka terhadap dolar dan ekonomi.

Dolar merosot pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), mengonsolidasikan kenaikan baru-baru ini yang mendorongnya ke level tertinggi hampir tiga tahun selama kuartal pertama, tetapi harapannya tetap optimistis setelah membaiknya prospek ekonomi yang didukung rencana stimulus pemerintah Biden lebih dari dua triliun dolar AS.

Investor sekarang melihat laporan penggajian non-pertanian Amerika Serikat pada Jumat waktu setempat untuk mengonfirmasi pandangan positif mereka terhadap dolar dan ekonomi.

Dolar telah melonjak 3,6 persen terhadap sekeranjang enam mata uang utama lain dalam tiga bulan pertama tahun ini, kinerja kuartal terbaik sejak Juni 2018, dengan investor bertaruh pada pemulihan ekonomi yang cepat dan kuat.

Baca juga: Dolar AS turun tipis, namun raih kuartal terbaik sejak Juni 2018

“Kami melihat prospek pertumbuhan AS hanya menghancurkan Eropa,” kata Edward Moya, analis pasar senior, di platform perdagangan valas daring OANDA.

“Pemerintahan Biden bahkan belum tiga bulan bekerja dan akan memberikan paket stimulus multi-triliun dolar keduanya. Kami mungkin akan melihat AS menjadi panas dan itu mungkin mendorong kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah termasuk dolar."

Presiden AS Joe Biden pada Rabu (31/3/2021) mengumumkan rencana kerja dua triliun dolar AS plus yang telah lama ditunggu-tunggu, termasuk 621 miliar dolar AS untuk membangun kembali infrastruktur.

Baca juga: Rupiah stagnan jelang libur Paskah, ditopang dolar dan obligasi AS

Sementara itu, data AS menunjukkan prospek pertumbuhan yang kuat. Sebuah laporan tentang sektor manufaktur AS menunjukkan pembacaan 64,7 yang lebih kuat dari perkiraan pada Maret, tertinggi dalam lebih dari 37 tahun. Namun, itu diimbangi dengan memperlambat pengeluaran konstruksi, yang turun 0,8 persen pada Februari, dan peningkatan klaim pengangguran AS di minggu terakhir.

Pada perdagangan sore, indeks dolar tergelincir 0,3 persen menjadi 92,933. Dolar tergelincir sedikit setelah laporan klaim pengangguran, dengan klaim 719.000 pada pekan yang berakhir 27 Maret.

Kenaikan indeks dolar pada kuartal pertama terjadi karena euro, komponen terbesar dalam indeks, berjuang di tengah kekhawatiran pemulihan zona euro terhambat oleh gelombang ketiga infeksi COVID-19.

Presiden Prancis Emmanuel Macron memerintahkan negara itu melakukan penguncian nasional ketiga dan mengatakan sekolah akan ditutup selama tiga minggu. Zona euro juga tertinggal dari Amerika Serikat dalam program vaksinasi.

Sentimen ke arah Eropa, menerima dorongan ketika data menunjukkan pertumbuhan aktivitas pabrik bulanan zona euro melesat pada laju tercepat dalam hampir 24 tahun sejarah survei bisnis terkemuka.

Euro terakhir naik 0,3 persen menjadi 1,1768 dolar. Dolar juga turun 0,1 persen terhadap yen di 110,61 yen, setelah mengakhiri Maret dengan kenaikan bulanan terbesar sejak November 2016. Dolar naik setinggi 110,97 yen pada Rabu (31/3/2021), tertinggi dalam setahun.

Laporan penggajian non-pertanian AS adalah rilis data utama minggu ini, dengan ekonom mengharapkan peningkatan sekitar 650.000 pekerjaan pada Maret.

“Mempertimbangkan aksi harga baru-baru ini, risiko aksi jual dolar AS meningkat jika laporan pekerjaan gagal memenuhi ekspektasi,” kata Matt Weller, kepala riset pasar global di FOREX.com dan City Index.

"Dalam skenario itu, euro/dolar yang terpukul bisa memiliki ruang untuk pulih kembali ke 200-harinya (rata-rata pergerakan eksponensial) dan level dukungan sebelumnya di dekat 1,1830 dolar hingga awal minggu depan."
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021