• Beranda
  • Berita
  • Jembatan Benenai dekat perbatasan RI-Timor Leste miring akibat banjir

Jembatan Benenai dekat perbatasan RI-Timor Leste miring akibat banjir

3 April 2021 12:24 WIB
Jembatan Benenai dekat perbatasan RI-Timor Leste miring akibat banjir
Kondisi jembatan Benenai di Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang miring akibat terjangan banjir pada Kamis (1/4). ANTARA/HO.

Kami larang kendaraan yang memiliki muatan 10 ton ke atas supaya tidak diizinkan melintas di Jembatan Benenai karena kondisinya sangat membahayakan

Jembatan Benenai di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai miring akibat terjangan air banjir sejak hujan deras mengguyur daerah itu Rabu (31/3) lalu.

"Kondisi Jembatan Benenai memang dalam kondisi miring akibat terjangan air banjir. Kami sudah melakukan antisipasi dengan melakukan pembatasan terhadap kendaraan umum yang melintas di atas jembatan," kata Penjabat Bupati Viktor Manek ketika dihubungi, Sabtu.

Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malaka telah menginformasikan  kondisi jembatan yang nyaris ambruk itu kepada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pemkab Malaka, kata Viktor Manek, meminta warga di kabupaten yang berbatasan dengan wilayah Timor Leste itu untuk berhati-hati saat melintas di atas jembatan karena kondisi Jembatan Benenai semakin miring akibat hantaman banjir bandang yang telah merendam lebih dari 10 desa di daerah itu.

Baca juga: Banjir rusak jembatan Waimah di Lembata NTT

Selain itu pihaknya telah berkoordinasi dengan Kasat Lantas Polres Malaka untuk tidak mengizinkan kendaraan yang bermuatan 10 ton ke atas melintas di jembatan itu.

"Kami larang kendaraan yang memiliki muatan 10 ton ke atas supaya tidak diizinkan melintas di Jembatan Benenai karena kondisinya sangat membahayakan," kata Viktor.

Viktor mengatakan apabila Jembatan Benenai ambruk karena terus tergerus air banjir maka akses transportasi ke Betun, ibu kota Kabupaten Malaka dipastikan putus total.

Guna mengantisipasi hal itu, diperlukan membangun jalan alternatif sehingga akses transportasi ke empat kecamatan, termasuk menuju Kupang, tetap berlangsung normal.

"Kami akan minta Balai Jalan Nusa Tenggara II untuk membuka jalan alternatif agar akses untuk empat kecamatan di wilayah Barat termasuk transportasi ke Kupang tidak mengalami putus total, sehingga distribusi kebutuhan pokok masyarakat tetap dilakukan," tegas Viktor Manek.

Baca juga: Usai jembatan runtuh, jalur Kefamenanu-Wini di NTT sedang dipulihkan

Baca juga: 632 jembatan dibangun di NTT dengan dana desa

 

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021