Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor Indonesia ke Tiongkok menjadi 100 miliar dolar AS pada 2024.
Kementerian Perdagangan membidik peningkatan ekspor RI ke Tiongkok sebagai upaya memperkuat kerja sama bilateral kedua negara melalui kunjungan kerja sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju ke Tiongkok, yang dijadwalkan berlangsung pada 1-3 April 2021.
Para menteri dalam delegasi tersebut yaitu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi.
"Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor Indonesia ke Tiongkok menjadi 100 miliar dolar AS pada 2024," ungkap Mendag Lutfi melalui keterangan resmi diterima di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: KKP lepas ekspor 6.304 butir mutiara dari Lombok ke Tiongkok
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekspor Indonesia ke Tiongkok pada 2020 tercatat sebesar 31,78 miliar dolar AS atau naik 13,64 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara total perdagangan kedua negara di tahun yang sama tercatat sebesar 71,41 miliar dolar AS.
Sejumlah pertemuan diagendakan dalam kunjungan kerja para Menteri tersebut, di antaranya pertemuan dengan pejabat pemerintah Provinsi Fujian, Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok Zhang Ziangchen, serta state councillor/Menteri Luar Negeri RRT, Wang Yi. Mendag Lutfi juga bertemu dengan Chairman China Agricultural Wholesale Market Association (CAWA) Ma Zengjun dan Chairman Shandong Timber and Wood Association Yang Yuelu.Selain itu para pelaku usaha Tiongkok yang fokus pada perdagangan produk pertanian, perikanan, dan furnitur.
Baca juga: Dorong 500.000 eksportir,pelaku usaha diminta manfaatkan digitalisasi
Mendag Lutfi menyampaikan hasil dari kunjungan kerja tersebut yaitu Indonesia berhasil mencapai kesepakatan perdagangan dengan Tiongkok senilai 1,38 miliar dolar AS atau Rp20,04 triliun.
“Kesepakatan dagang tersebut berasal dari komitmen enam perusahaan Tiongkok yang akan mengimpor produk sarang burung walet, buah tropis khususnya nanas, porang, gula aren dan furnitur,” jelasnya.
Untuk produk furnitur, menurut Mendag Lutfi, Shandong Jinruyi Group mengungkapkan minatnya melakukan investasi di Indonesia yang diperkirakan bisa menyerap hingga 3.000 tenaga kerja.
Selain kesepakatan dagang dan investasi, Mendag Lutfi mengungkapkan kedua negara sepakat menjajaki kerja sama ekonomi yang lebih dalam dengan melakukan pembaruan dari skema bilateral Economic and Trade Cooperation yang telah terjalin sejak 2011 menjadi Trade and Investment Facility Agreement (TIFA).
Indonesia dan China juga sepakat mengoptimalisasi kesepakatan yang telah terjalin seperti dalam skema ASEAN-China FTA dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Kedua negara juga sepakat memperkuat perdagangan multilateral dalam kerangka World Trade Organization (WTO). Pemerintah Tiongkok berharap Indonesia dapat mendukung proposal Investment Facilitation yang sedang digagas di WTO.
Secara umum, ketiga menteri menyepakati penguatan komitmen kedua negara soal isu kawasan, kerja sama ekonomi, investasi, pendidikan, serta penanganan pandemi, pemulihan ekonomi, dan percepatan vaksinasi.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021