Antusiasme pinjaman untuk pemulihan ekonomi nasional (PEN) daerah telah mencapai Rp30 triliun, ini tentu akan memberatkan keuangan negara
Ketua DPD AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyebutkan bahwa inovasi dibutuhkan untuk memulihkan ekonomi daerah dari dampak COVID-19, mengingat banyaknya daerah yang mengalami defisit anggaran karena pandemi.
"Ini kondisi yang serius, sebab daerah tidak bisa keluar dari tekanan tersebut. Padahal, pandemi sendiri masih mengancam," katanya lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, Sabtu.
LaNyalla pun menilai pemerintah daerah tidak bisa terlalu mengandalkan APBN.
"Untuk pemulihan ekonomi, kita tidak dapat hanya mengandalkan APBN. Apalagi antusiasme pinjaman untuk pemulihan ekonomi nasional (PEN) daerah telah mencapai Rp30 triliun, ini tentu akan memberatkan keuangan negara," ujarnya.
Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu mengatakan saat seperti ini dibutuhkan sejumlah inovasi untuk memenuhi tantangan baru dengan menggunakan sumber daya yang ada melalui ide dan praktik sehingga pemerintah daerah dapat menciptakan berbagai terobosan program dan pembiayaan baru yang dapat mendorong proses percepatan pemulihan ekonomi daerah.
LaNyalla mencontohkan inovasi dan terobosan ekonomi seperti dilakukan Kabupaten Banyuwangi dengan program smart kampung dengan memasukkan digital dan sistem informasi untuk memudahkan layanan bagi masyarakat lebih cepat dan baik.
"Tentu ini dapat ditiru untuk diterapkan, namun tetap disesuaikan dengan setiap potensi dan kondisi daerahnya. Jadi, kita bersama-sama memperjuangkan pemulihan ekonomi," katanya.
Baca juga: Ketua DPD RI dorong peningkatan produksi jahe untuk hentikan impor
Baca juga: Pimpinan DPD: Desa jadi kunci negara kuat
Baca juga: Ketua DPD berharap Bulog serap maksimal beras petani
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021