"Protokol kesehatan tetap menjadi penting bagi kita semua lakukan di sini, mengapa? Karena dalam masa pandemi ini kita berupaya bagaimana penanganan masa pandemi tetap dilaksanakan secara baik, meskipun ada tantangan di lapangan," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati di Jakarta, Minggu.
Raditya mengatakan BNPB tengah mendorong distribusi logistik untuk kebutuhan pengungsi, termasuk alat tes cepat antigen guna mengantisipasi pengungsi terpapar COVID-19.
Dukungan logistik yang telah didorong menuju lokasi bencana antara lain makanan siap saji 1.002 paket, lauk pauk 1.002 paket, makanan tambah gizi 1.002 paket, selimut 3.000 lembar, sarung 2.000 lembar, tes cepat antigen 10.000 kit, masker kain 1.000 buah dan masker medis 1.000 buah.
Baca juga: BPBD NTT diminta segera bantu bencana banjir-longsor Flores Timur
Berdasarkan laporan BPBD, insiden banjir bandang dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi. Banjir yang melanda beberapa wilayah di tiga kecamatan terjadi pada Minggu (4/4) dini hari sekitar pukul 01.00 waktu setempat atau WITA.
BNPB telah berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk dukungan penanganan darurat. Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB dan dukungan logistik akan segera dikirimkan ke lokasi terdampak.
Setidaknya 41 orang terkonfirmasi meninggal dunia akibat dampak banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Minggu.
Raditya menjelaskan selain korban meninggal dunia terdapat sembilan orang luka-luka, 27 orang hilang, dan 49 kepala keluarga (KK) terdampak. Semua itu masih dalam proses pendataan terakhir hingga pukul 17.30 WIB.
Baca juga: Pencarian korban longsor Flores Timur terhambat kesediaan alat berat
Masyarakat yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Flores Timur kini mengungsi di Balai Desa Nelelamdike. Pengungsi terkini masih dalam pendataan petugas.
Adapun kerugian material yang disebabkan banjir bandang dan tanah longsor tersebut yakni puluhan rumah warga tertimbun lumpur di Desa Lamanele Kecamatan Ile Boleng, sejumlah rumah hanyut terbawa banjir, lima jembatan putus, dan puluhan rumah terendam banjir di Kecamatan Adonara Barat.
Dampak banjir bandang dan tanah longsor dirasakan di empat Kecamatan yakni Kecamatan Ile Boleng, Kecamatan Adonara Timur, Kecamatan Wotan Ulumado, dan Kecamatan Adonara Barat, Nusa Tenggara Barat.
Tujuh desa terdampak diantaranya Desa Nelelamadike, Kelurahan Waiwerang, Desa Waiburak, Desa Oyang Barang, Desa Pandai, desa Waiwadan dan Desa Duwanur.
Baca juga: Ratusan warga tertimbun akibat banjir-longsor di Flores Timur
Disamping itu, banjir juga melanda wilayah Kabupaten Malaka di Nusa Tenggara Timur pada Minggu (4/4), pukul 08.00 WIB waktu setempat. Banjir dipicu oleh hujan intensitas tinggi hingga debit air Sungai Benenai meluap.
Wilayah-wilayah yang terdampak yaitu di Kecamatan Malaka Tengah (Desa Naimana, Fahiluka, Kawalu, Railor, Bereliku), Kecamatan Malaka Barat (Desa Motaain, Oan Mane, Sukun, Fafoe, Lasaen, Umatoos, Rabasa, Rabasa Haerain, Loofoun, Maktihan, Naas, Motaulun), Kecamatan Weliman (Desa Forekmodok, Lamudur, Wederok dan Kleseleon), Kecamatan Wewiku (Desa Halibasar) dan Kecamatan Kobalima (Desa Lalekun Barat).
Dampak banjir berupa ratusan rumah terendam dengan ketinggian air hingga 1,5 meter. TRC BPBD Kabupaten Malaka telah turun ke lokasi untuk melakukan pendataan, berkoordinasi dengan instansi terkait, dan bersama tim gabungan melakukan evakuasi.
Banjir mengakibatkan jembatan penghubung kantor BPBD dengan Ibu Kota Kabupaten Malaka terputus. Di samping itu, BPBD menggerakkan tangki air dan tangki pemerintah kecamatan untuk pelayanan air bersih.
Baca juga: Banjir-longsor terjang Flores Timur, 10 orang ditemukan meninggal
Baca juga: Banjir-longsor di Flores Timur, Wabup: Ratusan korban belum ditemukan
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021