Kalau buku-buku yang dibeli itu kertasnya kertas koran, ya tak menarik untuk dibaca. Kalau di kantor-kantor beli buku itu, cetakannya yang putih sehingga dia tahan lama
Perpustakaan Nasional menyatakan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah mempercepat pengembangan tingkat kegemaran membaca dan indeks literasi masyarakat.
“Sinergitas pusat dan daerah juga pemangku kepentingan lainnya sangat diperlukan. Kami berkolaborasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Permendagri Nomor 64 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2021 untuk pengembangan perpustakaan, pembudayaan kegemaran membaca, serta pelestarian dan pengembangan warisan dokumenter bangsa,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Deni Kurniadi, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.
Sinergi juga dilakukan dengan Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi dengan terbitnya Permendesa PDTT Nomor 13 Tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021.
“Regulasi ini menjadi pedoman bagi kepala desa di dalam menentukan program pengembangan perpustakaan, pendirian perpustakaan, dan pengelolaan perpustakaan dengan didanai oleh dana desa,” kata dia.
Baca juga: Pengembangan perpustakaan masih terjerat masalah klasik
Sejak 2019, Perpusnas memberikan bantuan dana alokasi khusus (DAK) fisik perpustakaan untuk pemerintah provinsi dan kabupaten/kota berupa pembangunan gedung, perluasan, renovasi gedung, perabot, TIK, dan koleksi. Hingga 2021, ada dua kabupaten di Kalimantan Barat, yakni Sanggau dan Sambas, yang menerima bantuan pembangunan gedung.
“Kami menunggu usulan dari teman-teman baik di Kalbar maupun di seluruh Indonesia untuk mengusulkan pembangunan fisik perpustakaan,” kata dia.
Perpusnas juga mendukung pengembangan perpustakaan di Singkawang. Hal itu diwujudkan melalui nota kesepahaman antara Perpusnas dengan Pemerintah Kota Singkawang, STIH Singkawang, dan STKIP Singkawang.
Gubernur Kalbar Sutarmidji menyatakan literasi berperan penting dalam indeks pembangunan manusia. Salah satu indikatornya adalah pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang identik dengan literasi.
Dia menegaskan orang yang menguasai literasi bisa menguasai berbagai ilmu dengan cepat dan bisa meningkatkan pemahaman tentang keilmuan.
Untuk meningkatkan kegemaran membaca masyarakat di Kalbar, khususnya kaum muda, dia mendorong perpustakaan daerah membeli koleksi buku laris dengan kertas yang bagus.
“Kalau buku-buku yang dibeli itu kertasnya kertas koran, ya tak menarik untuk dibaca. Kalau di kantor-kantor beli buku itu, cetakannya yang putih sehingga dia tahan lama,” kata dia.
Baca juga: Rakornas bidang perpustakaan lahirkan enam rekomendasi
Baca juga: Perpusnas perkuat budaya literasi wujudkan masyarakat berkarakter
Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021