Singapura akan menerima penggunaan dokumen perjalanan seluler Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) untuk pemeriksaan prakeberangkatan.
Para pelancong bisa mendapatkan izin untuk terbang ke dan memasuki Singapura dengan menunjukkan aplikasi ponsel cerdas yang berisi data mereka dari laboratorium terakreditasi.
Dokumen perjalanan tersebut berhasil diuji oleh Singapore Airlines. Lebih dari 20 maskapai penerbangan, termasuk Emirates, Qatar Airways, dan Malaysia Airlines, juga menguji dokumen serupa.
"Keberhasilan upaya bersama kita akan menjadikan kemitraan IATA dengan pemerintah Singapura sebagai model untuk diikuti yang lain," kata direktur jenderal IATA Willie Walsh dalam pernyataan.
Singapura, pusat bisnis Asia yang memiliki kasus virus corona relatif sedikit tahun ini, telah menjadi pemimpin dalam mengembangkan dan menggunakan teknologi selama pandemi.
Singapura juga ingin menjadi salah satu negara pertama yang kembali terbuka untuk menjadi tuan rumah acara-acara internasional.
Maskapai-maskapai penerbangan berharap lebih banyak negara akan menyetujui dokumen digital pada aplikasi untuk memungkinkan perjalanan dilanjutkan lebih cepat. Dokumen digital juga diharapkan akan menghindarkan komplikasi dan penundaan di bandara yang memerlukan banyak pemeriksaan dokumen.
Saat ini, orang dari sebagian besar negara-negara diharuskan untuk melakukan tes usap COVID-19 dalam waktu 72 jam menjelang keberangkatan jika ingin melakukan perjalanan ke Singapura. Hasil tes itu harus diperlihatkan saat check in di bandara dan pada saat kedatangan.
Sumber: Reuters
Baca juga: SIA harap jadi maskapai yang divaksinasi penuh pertama di dunia
Baca juga: Singapura sedang bahas sertifikasi vaksin dengan negara lain
Baca juga: Hong Kong sementara larang masuk Singapore Airlines karena COVID
Hari pertama pengaturan koridor perjalanan RI-Singapura sepi
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021