Moskow secara tradisional mengambil peran lebih lepas tangan dalam mengawasi internet daripada tetangga mereka China. Tetapi karena gesekan meningkat tahun ini atas penangkapan dan pemenjaraan kritikus Kremlin Alexei Navalny, hal itu telah memberi tanda adanya garis yang lebih keras.
Dilansir Reuters, Selasa, Rusia sejak Maret telah menghambat kecepatan Twitter karena tidak menghapus konten yang dianggap ilegal, dan mengancam akan memblokir sepenuhnya. Foto dan video membutuhkan waktu lebih lama untuk dimuat bagi beberapa pengguna.
Namun, dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, pengawas komunikasi negara Roskomnadzor mengatakan Twitter telah mengadakan pembicaraan dengan pihak berwenang Rusia pada 1 April, menghasilkan kesepakatan untuk memberikan lebih banyak waktu dan pengakuan bahwa konten yang dilarang dihapus lebih cepat.
Twitter mengkonfirmasi pembicaraan dengan Rusia.
"Itu adalah diskusi yang produktif tentang bagaimana kami berdua dapat bekerja untuk memastikan bahwa laporan konten ilegal ditangani dengan cepat," katanya dalam sebuah pernyataan.
Roskomnadzor mengatakan bahwa rata-rata Twitter menghapus konten ilegal dalam 81 jam setelah menerima permintaan. Itu masih lebih lama dari 24 jam yang dituntut dalam undang-undang.
Pihak berwenang Rusia menuduh Twitter dan lainnya tahun ini gagal menghapus postingan yang menurut Moskow secara ilegal mendesak anak-anak untuk ambil bagian dalam protes anti-Kremlin.
Roskomnadzor mengatakan ingin Twitter menghapus konten yang berisi pornografi anak, informasi penyalahgunaan narkoba, dan ajakan bagi anak di bawah umur untuk bunuh diri.
Twitter menyangkal mengizinkan platformnya digunakan untuk mempromosikan perilaku ilegal, mengatakan bahwa mereka memiliki kebijakan tanpa toleransi untuk eksploitasi seksual anak, dan melarang promosi bunuh diri atau melukai diri sendiri.
Setelah Rusia mengumumkan langkah untuk memperlambat lalu lintasnya, Twitter mengatakan pihaknya mengkhawatirkan dampaknya pada kebebasan berbicara.
Selain Rusia, perusahaan media sosial besar tersebut telah terlibat dalam banyak sengketa di seluruh dunia saat pemerintah berusaha mengekang kekuasaan mereka.
Baca juga: Pengadilan Rusia denda Twitter karena gagal menghapus konten
Baca juga: Rusia tuduh AS curangi media sosial
Baca juga: Rusia lambatkan akses ke Twitter karena memuat konten negatif
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021