Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan peran besar, penting, dan strategis perempuan dalam kebangkitan dan kemajuan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Tanah Air.“Dari total pengusaha sektor IKM yang jumlahnya 4,4 juta, 47,64 persen di antaranya merupakan perempuan pengusaha. Pada sisi penyerapan tenaga kerja IKM yang mencapai 10,3 juta orang, sebesar 48,2 persen merupakan tenaga kerja perempuan
“Dari total pengusaha sektor IKM yang jumlahnya 4,4 juta, 47,64 persen di antaranya merupakan perempuan pengusaha. Pada sisi penyerapan tenaga kerja IKM yang mencapai 10,3 juta orang, sebesar 48,2 persen merupakan tenaga kerja perempuan,” ujar Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa.
Sebelumnya, Menperin membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Himpunan Wanita Karya (HWK) secara virtual.
Menperin menuturkan sektor IKM merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari industri secara keseluruhan, karena itu dibutuhkan peran semua pihak, termasuk perempuan untuk lebih meningkatkan kontribusi IKM terhadap industri nasional, agar mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
“Tentunya perlu kolaborasi seluruh pihak termasuk Himpunan Wanita Karya, sehingga ke depan IKM dapat semakin maju,” kata Menperin melalui keterangan tertulis.
Menperin menyampaikan para perempuan pelaku IKM didukung agar mampu meningkatkan output yang selama ini telah berhasil dicapai, seperti pengembangan industri di daerah dengan memanfaatkan sumber daya setempat, baik itu Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM), dan budaya.
Keberhasilan pengembangan industri di daerah, lanjutnya, juga akan mampu membuka lebh banyak lapangan kerja dan kesempatan kerja bagi para perempuan, meningkatkan sumber pendapatan sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan keluarga serta masyarakat dan kemajuan daerah.
“Tentunya, akan turut serta membentuk wirausaha baru perempuan yang sehat, berkembang dan inovatif,” ujar Menperin.
Ia mengatakan pada saat pandemi, Kemenperin terus memfasilitasi IKM dengan berbagai strategi untuk mengambil peluang sehingga usahanya dapat terus bertahan dan berkembang.
“Di masa kebiasaan baru ini, pelaku IKM didorong agar dapat memiliki konsep usaha yang baik sehingga mampu bertahan walau di tengah permasalahan yang ada,” katanya
Program yang telah dijalankan bagi IKM menyentuh lima aspek penting, yaitu akses pembiayaan, akses sumber bahan baku penolong, fasilitasi teknologi dan sarana prasarana produksi, peningkatan kualitas produk, serta keahlian SDM serta peningkatan akses pasar.
“Kami berharap dukungan terhadap lima aspek tersebut akan memberikan manfaat yang besar bagi penguatan daya saing IKM,” kata Menperin.
Selain itu Kemenperin juga mendorong IKM untuk menerapkan penggunaan teknologi industri 4.0 guna memacu produktivitas dan daya saingnya. Hal ini difasilitasi melalui kemitraan dengan startup sebagai penyedia solusi teknologi yang juga dapat dimanfaatkan oleh industri berskala IKM.
“Kemenperin juga memperkuat platform digital untuk pelaku IKM melalui program e-Smart IKM, Smart Sentra, Smart Material Center, Smart Packaging Center, dan Smart IKM,” ujarnya.
Ia memaparkan program e-Smart IKM yang telah dimulai sejak 2017 membangun sistem database IKM yang tersaji dalam profil industri, sentra dan produk yang diintegrasikan dengan marketplace yang telah ada.
“Dalam program ini, IKM dipacu untuk bisa memanfaatkan teknologi digital dalam pemasaran produk mereka, utamanya melalui e-commerce,” kaa Menperin.
Program e-Smart IKM juga disinergikan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang kembali dilaksanakan pada 2021.
#Gernas BBI
Baca juga: Kemenperin-IWAPI dorong wirausaha perempuan kembangkan IKM
Baca juga: DPR: Tingkatkan peran wirausaha perempuan dalam pemulihan ekonomi
Baca juga: Perempuan pelaku UMKM perlu dapat dukungan tambahan, ini alasannya
Baca juga: RI-Kanada kerjasama berdayakan perempuan pelaku UKM masuk pasar ekspor
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021