angka kematian akan semakin meningkat, jika mudik tidak dicegah
Ahli Biostatistik dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dr Iwan Ariawan MSPH mengatakan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mampu mengurangi penyebaran COVID-19.
“Akan tetapi tidak sebesar PSBB, karena PSBB lebih ketat. Kita lihat juga ada dampaknya terhadap penyebaran COVID-19 di Jabodetabek, meskipun tidak sebesar PSBB seperti tahun lalu,” ujar Iwan dalam telekonferensi yang disiarkan akun Youtube BNPB di Jakarta, Selasa.
Data tersebut merupakan hasil evaluasinya terhadap kebijakan PPKM di Jabodetabek sebelum program vaksinasi dimulai. Iwan mengatakan jika PSBB lebih ketat dibandingkan PPKM. Berkurangnya penyebaran COVID-19 baik saat PPKM maupun PSBB, lanjut dia, menunjukkan bahwa jika atur, maka akan memperlambat transmisi COVID-19.
Baca juga: Satgas beberkan dampak positif PPKM Mikro jilid tiga di 10 provinsi
Dalam kesempatan itu, dia meminta masyarakat tidak melakukan mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri, karena berpotensi meningkatkan angka kasus konfirmasi COVID-19 di Tanah Air.
Mudik juga dapat meningkatkan angka kematian saat COVID-19, terutama jika bertemu dengan orang tua maupun anggota keluarga yang memiliki penyakit penyerta. Risiko kasus COVID-19 berat menjadi lebih tinggi.
“Kebutuhan akan rumah sakit dan angka kematian akan semakin meningkat, jika mudik tidak dicegah,” jelas dia.
Saat ini, lanjut dia, laporan kasus cenderung menurun dan menuju arah perbaikan.
“Sangat disayangkan jika nanti naik lagi. Padahal kita ingin wabah ini cepat selesai, sehingga kegiatan ekonomi maupun kegiatan lainnya dapat berlangsung dengan aman,” kata dia lagi.
Baca juga: Mendagri terbitkan Instruksi Mendagri PPKM Mikro Tahap V
Baca juga: Pemerintah kembali perpanjang PPKM Mikro jadi 20 provinsi
Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021