"IPB mendorong agar pada kegiatan lokakarya ini juga dapat terbentuk suatu forum yang serius untuk dapat menjaga keanekaragaman dan mengembangkan pemanfaatan lebah secara bijak dan berkelanjutan," kata Dodik dalam Lokakarya virtual Bee and Pollinator Awareness Day dengan tema Lebah, Ketahanan Pangan dan Kesehatan: Peluang dan Tantangan, Jakarta, Selasa.
Hal itu juga berkaitan dalam meningkatkan ketahanan pangan, kesehatan dan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dodik menuturkan IPB juga mendorong terciptanya kolaborasi untuk bekerja sama menjaga keberlanjutan atau kelestarian dan pengembangan lebah di Tanah Air karena lebah berperan penting dalam penyerbukan, ketahanan pangan, kesehatan ekologi dan manusia serta penggerak ekonomi masyarakat.
Baca juga: Riset PEI: Populasi lebah turun 57 persen
Baca juga: Bangun UMKM, Askrindo dukung usaha peternakan lebah hutan di Batang
Pada lokakarya itu, perwakilan dari PT Syngenta Indonesia, Midzon Johannis, mengatakan menurunnya populasi polinator (penyerbuk) disebabkan antara lain patogen, parasit kerusakan habitat, perubahan iklim, adanya kompetisi antara spesies asli dan invasif, perubahan genetika dan berkurangnya pakan bagi para lebah.
"Polusi udara kemungkinan juga menyebabkan terjadinya penurunan populasi ini karena sulitnya lebah untuk mendapatkan wangi-wangian dari bunga-bungaan," tuturnya.
Midzon menuturkan pihaknya mendukung riset-riset yang berhubungan dengan polinator maupun melaksanakan inisiatif-inisiatif baru tentang konservasi polinator dan peningkatan keanekaragaman hayati di seluruh dunia.
Dia mengatakan keberadaan polinator sangat penting bagi pertanian, dan keberlanjutan pertanian juga sangat tergantung dengan kelestarian polinator.*
Baca juga: Asosiasi Perlebahan Indonesia sumbang madu bagi medis COVID-19
Baca juga: Mencegah karhutla, madu langka mereka dapat (bagian 1)
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021