Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berharap cuaca di Provinsi Nusa Tenggara Timur terus membaik sehingga memudahkan tim SAR gabungan melakukan evakuasi terhadap para korban bencana alam di daerah tersebut.akan dipantau dengan helikopter untuk melihat sejauh mana kebutuhan yang ada, dan berapa orang yang masih terisolir untuk mendapatkan bantuan
"Hari ini cuaca lebih baik dibandingkan hari kemarin, semoga proses evakuasi tim SAR gabungan berjalan dengan baik," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam konferensi pers virtual dari Graha BNPB di Jakarta, Rabu.
Ia menyampaikan bahwa terdapat beberapa wilayah yang masih belum dapat dijangkau sepenuhnya oleh tim, seperti Lembata, Alor, dan Adonara.
"Tiga wilayah itu memang memiliki dampak yang cukup besar," ucapnya.
Baca juga: BNPB kirim lagi bantuan bencana siklon Seroja ke NTT
Ia menambahkan beberapa wilayah yang terisolasi saat ini masih dalam pendataan. Tim SAR gabungan juga memetakan sejauh mana wilayah-wilayah yang terisolasi bisa dibuka.
"Tentunya juga akan dipantau dengan helikopter untuk melihat sejauh mana kebutuhan yang ada, dan berapa orang yang masih terisolir untuk mendapatkan bantuan," katanya.
Pihaknya mengerahkan enam helikopter guna mendukung penanganan darurat bencana NTT, di antaranya Heli MI-8 dengan daya angkut delapan ton, Heli Kamov 32 A (daya angkut lima ton), Heli EC-115 (kapasitas 12 tempat duduk), Heli AW 199 (kapasitas tujuh tempat duduk), Heli Bell 412EP (kapasitas 12 tempat duduk).
Ia mengemukakan helikopter ini dimanfaatkan untuk kepentingan "search and rescue", mengakomodasi warga yang membutuhkan pertolongan darurat, dan pengiriman logistik.
Data pada Rabu, pukul 14.00 WIB, tercatat 124 orang meninggal dunia akibat banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur, sedangkan total korban hilang 74 orang, 129 orang luka-luka, dan 13.230 warga mengungsi.
Baca juga: Bupati Lembata tetapkan status tanggap darurat bencana hingga 17 April
Baca juga: Kepala BNPB Doni Monardo tinjau penanganan darurat korban banjir NTT
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021