Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo mengatakan pemerintah pusat tidak akan membangun hunian sementara di lokasi terdampak bencana alam di Nusa Tenggara Timur guna mencegah penularan COVID-19.
"Kami minta daerah percepat usulan kepada pemerintah pusat melalui BNPB, agar BNPB bisa segera menyalurkan dana sebesar Rp500 ribu per keluarga setiap bulan. Ini semata-mata upaya kami untuk mencegah tempat pengungsian justru menimbulkan masalah baru yaitu penularan COVID-19," kata Doni dalam konferensi pers penanganan bencana alam di NTT secara virtual yang diakses dari Jakarta, Rabu malam.
BNPB atau pemerintah pusat, menurut Doni, tidak akan membangun hunian sementara (huntara). Masyarakat yang terdampak bencana dapat menyewa rumah keluarga atau saudara terdekat dengan uang yang diberikan tersebut, sehingga risiko terpapar COVID-19 bisa dikurangi karena tidak harus bersama-sama tinggal di pengungsian.
Doni juga mengatakan Kementerian Kesehatan dan BNPB telah menyalurkan puluhan ribu kit tes usap (swab) antigen yang diprioritaskan diberikan ke daerah dengan risiko penularan tinggi, yaitu di tempat-tempat pengungsian. "Dan kami serahkan itu kepada pemerintah provinsi untuk mendistribusikannya, sehingga pemerataan bisa dilakukan dengan baik".
Baca juga: Kepala BNPB minta warga lakukan siskamling saat curah hujan tinggi
Baca juga: Helikopter dioptimalkan salurkan bantuan ke tempat terisolir di NTT
Terkait perbaikan infrastruktur, ia mengatakan akan diprioritaskan setelah masa tanggap darurat berakhir, setelah seluruh korban bencana tertangani dengan baik dan juga jenazah yang ada di tempat-tempat sulit terjangkau sudah bisa ditemukan.
Adapun pelayanan kesehatan, terutama di Adonara, memang tidak tersedia rumah sakti dan beberapa pasien sudah dievakuasi ke rumah sakit di Larantuka. "Kami cek kesiapan rumah sakit di sana (Larantuka) dan cukup bagus".
Doni mengatakan, beberapa dokter sudah didatangkan Kementerian Kesehatan dari beberapa daerah, termasuk ada tawaran relawan medis yang akan memperkuat keberadaan dokter yang ada sekarang ini. Sedangkan di Alor dan Lembata, rumah sakit sudah mampu menangani pasien.
Sedangkan untuk di Malaka, menurut sepengetahuannya, jajaran Polri sudah berusaha menjangkau kawasan yang belum tersentuh di sana. Karena faktor cuaca penyaluran bantuan memang terkendala, dan itu tidak bisa dilawan.
Ia meminta agar jika ada data akurat terkait lokasi bencana yang belum tersentuh bantuan dapat disampaikan secara langsung, supaya mudah diberikan bantuan. "Sehingga tidak ada masyarakat yang tidak dapat dukungan dan bantuan".*
Baca juga: 292 personel Brimob Nusantara bantu penanganan bencana NTT
Baca juga: Dermawan diajak Mensos bantu korban bencana di NTT dan NTB
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021