Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menuturkan selain guguran lava pijar, Merapi juga mengalami 32 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-17 milimeter (mm) selama 11-124 detik, serta satu kali gempa fase banyak dengan amplitudo 53 milimeter (mm) selama 11 detik.
Asap kawah tidak teramati keluar dari puncak kawah Merapi selama pengamatan.
Cuaca di gunung itu berawan dan mendung. Angin bertiup lemah ke tenggara dengan suhu udara 18-21 derajat Celsius, kelembaban udara 75-82 persen dan tekanan udara 870-915 mmHg.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status aktivitas Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Apabila gunung api itu meletus, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Baca juga: Gunung Merapi empat kali luncurkan awan panas guguran ke barat daya
Baca juga: BNPB: Awan panas guguran Gunung Merapi meluncur ke barat daya
Baca juga: Gunung Merapi lima kali meluncurkan guguran lava pijar
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021