• Beranda
  • Berita
  • Diterjang badai, dua nelayan Sabu Raijua terdampar di Australia

Diterjang badai, dua nelayan Sabu Raijua terdampar di Australia

9 April 2021 16:56 WIB
Diterjang badai, dua nelayan Sabu Raijua terdampar di Australia
Ilustrasi - Cuaca ekstrem yang melanda wilayah perairan di Nusa Tenggara Timur. (ANTARA/Kornelis Kaha)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, melaporkan dua nelayan berinisial KL dan HK diterjang badai berupa gelombang besar dan angin kencang hingga terdampar di wilayah Australia.

"Ada dua nelayan daerah kita yang dilaporkan hilang karena dihantam badai, ternyata terseret gelombang hingga saat ini dilporkan berada di Australia," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sabu Raijua Javid Ndu Ufi ketika dihubungi dari Kupang, Jumat.

Baca juga: Empat warga hilang di perairan laut Sabu Raijua

Ia mengatakan sebelumnya kedua nelayan dilaporkan hilang ketika kondisi cuaca ekstrem melanda wilayah Sabu Raijua selama 31 Maret hingga 4 April dimana terjadi badai siklon tropis Seroja

Namun pada Jumat (9/4) hari ini, pemerintah daerah telah mendapatkan informasi bahwa kedua nelayan tersebut saat ini berada di Australia, kata pihak otoritas setempat.

Baca juga: Kapal ikan terdampar di Sabu Raijua milik nelayan TTU

"Tadi pak penjabat bupati (Penjabat Bupati Sabu Raijua Doris Alexander Rihi, red) sudah dapat informasi dan menyampaikan bahwa kedua nelayan selamat dan sekarang di Australia," katanya.

Javid mengatakan pihaknya juga sementara berupaya menghubungi kerabat di Australia untuk memastikan keberadaan kedua nelayan tersebut.

Baca juga: 18 kabupaten/kota terdampak badai Seroja

Selanjutnya pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memulangkan kedua nelayan tersebut ke Sabu Raijua.

"Kami akan periksa lagi apakah memang hanya dua nelayan itu atau ada juga yang lain. Selanjutnya baru diproses untuk deportase ke Sabu Raijua," katanya.

Baca juga: Sabu Raijua laporkan 4.857 unit bangunan rusak akibat badai Seroja

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2021