Serangkaian tes kesehatan yang dibagi menjadi enam pos ini meliputi pemeriksaan darah, elektrolit, fungsi hati, ginjal, ronsen thorax, frekuensi nadi, tensi, saturasi oksigen, THT, mata, EKG, visus, postur, gizi, dan lain sebagainya.
"Tes kesehatan ini tujuannya agar kami tahu tingkat kesehatan atlet maupun tingkat kebugarannya setiap mereka baru masuk (pelatnas)," kata Kepala dokter PBSI Michael Triangto melalui rilis resmi PBSI, Jumat.
Sebelum masuk pelatnas, atlet diwajibkan sehat dan memenuhi standar kesehatan dan kebugaran sesuai diminta pelatih fisik. Jika kondisi tidak sesuai akan menyulitkan atlet dalam mengikuti proses latihan.
Bagi atlet yang belum memenuhi standar bukan berarti PBSI menutup pintu bagi mereka. Tahun depan bila usia masih cukup dan mempersiapkan diri dengan lebih baik, tidak menutup kemungkinan mereka bisa kembali diterima.
Namun dia menegaskan hasil uji kesehatan ini tidak mutlak menjadi penentuan atlet untuk lanjut dalam pelatnas atau dipulangkan kembali kepada klub.
"Misal kesehatan atletnya bagus tapi berkacamata, tentunya tetap saja kami akan mengatakan ini nilai minus untuk dia. Tapi itu bukan final karena kami akan membicarakan lagi dengan yang lain. Bisa kami perbaiki tidak nilai minus ini? Mau tidak dia ganti kacamatanya dengan kontak lensa. Kalau itu bisa kan tidak masalah," kata Michael.
Selain tes kesehatan, atlet Pelatnas juga akan menjalani tes fisik mulai Jumat. Hasil kedua tes ini akan digabung lalu menjadi bahan evaluasi untuk menjadi bahan penilaian.
Baca juga: PBSI kini bisa bekerja maksimal setelah pengurus dilantik
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021