• Beranda
  • Berita
  • Kejati Sumsel agendakan pemanggilan Jimly Asshiddiqie

Kejati Sumsel agendakan pemanggilan Jimly Asshiddiqie

9 April 2021 19:24 WIB
Kejati Sumsel agendakan pemanggilan Jimly Asshiddiqie
Dokumentasi - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie. ANTARA/Mulyana

Saksi (Jimly) akan diperiksa di Kejaksaan Agung

Kejaksaan Sumatera Selatan mengagendakan pemanggilan Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshidiqie pada Senin (12/4) dalam perkara dugaan korupsi Masjid Sriwijaya yang telah memunculkan empat tersangka.

Kasi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumsel Khaidirman di Palembang, Jumat, mengatakan Jimly diperiksa sebagai saksi karena kapasitas-nya selaku Ketua Pembina Yayasan Masjid Sriwijaya.

"Saksi (Jimly) akan diperiksa di Kejaksaan Agung," ujarnya seraya menambahkan bahwa pengalihan pemeriksaan di Kejagung tersebut merupakan permintaan Jimly agar penyelidikan tidak terhambat jarak, namun dipastikan pemeriksaan tetap dilakukan tim Pidsus Kejati Sumsel.

Sementara pada perkara korupsi Masjid Sriwijaya itu pihaknya telah melakukan pemanggilan puluhan tokoh dan pejabat yang terlibat dalam kepanitiaan dan yayasan Masjid Sriwijaya.

Baca juga: Kejati Sumsel tahan 4 tersangka kasus korupsi Masjid Sriwijaya

Baca juga: Kejati Sumsel periksa saksi panitia pembangunan Masjid sriwijaya


Termasuk mantan Gubernur Sumsel Alex Noerdin yang telah dua kali dipanggil, namun belum menghadiri pemeriksaan, pihaknya juga menggandakan kembali pemanggilan Alex pada pekan depan. Pemeriksaan Alex tetap di Kejati Sumsel," ucap-nya.

Penyidik Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan sendiri telah menahan empat tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan Masjid Sriwijaya yang diduga merugikan negara hingga Rp130 miliar.

Keempatnya masing-masing mantan Ketua Pembangunan Masjid Sriwijaya Edi Hermanto, KSO PT Brantas Abipraya Ir. Dwi Kriyana, Ketua Divisi Pelaksanaan Lelang Syarifudin dan kuasa KSO Adipraya-PT Yodyakarya Yudi Wahyoni.

Masjid Sriiwjaya yang digadang-gadang menjadi masjid terbesar tersebut mulai dibangun pada 2009 dan telah menyerap dana hibah yang bersumber dari APBD Sumsel total Rp130 miliar pada 2015-2017.

Masjid yang dibangun di atas lahan Pemprov Sumsel seluas sembilan hektare itu membutuhkan dana hingga Rp668 miliar, namun pembangunannya baru menyelesaikan pondasi dasar dan kini mangkrak.

Baca juga: Pembangunan Masjid Sriwijaya ditunda karena kasus korupsi

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021