Indonesia Financial Group (IFG), Holding BUMN Perasuransian dan Penjaminan siap menginisiasi pengelolaan dana investasi pada anak usaha asuransi IFG yang dikoordinasi Bahana TWC melalui skema kontrak pengelolaan dana (KPD) untuk menciptakan ekosistem industri keuangan yang sehat.
Kerja sama perusahaan yang bergerak di bidang perasuransian dan penjaminan, yaitu Jamkrindo, Askrindo, Jasindo dan Jasa Raharja dengan Bahana TCW ini diharapkan meningkatkan sinergi antar anak perusahaan di bawah naungan IFG.
“Salah satu tulang punggung industri asuransi adalah pengelolaan investasi. Tata kelola yang baik akan membawa dampak positif pada dana yang dikelola, sekaligus dapat meningkatkan kompetensi SDM,” kata Direktur Bisnis IFG, Pantro Pander Silitonga dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Baca juga: IFG cetak laba Rp2,2 triliun sepanjang 2020
Menurutnya, melalui metode KPD para manajer investasi (MI) bersama dengan nasabah dapat menentukan kebijakan yang menjadi dasar investasi dari nasabah yang telah dirancang sesuai target dengan tingkat resiko yang terukur.
Di sisi lain implementasi KPD bertujuan mensinergikan kekuatan antar anak perusahaan untuk mencapai tujuan holding yaitu menciptakan ekosistem industri keuangan yang sehat.
Pantro menjelaskan, saat ini kinerja Bahana TCW Investment Management menempati urutan ke-3 terbesar berdasarkan nilai AUM (Asset Under Management) Reksa Dana pada industri manajemen investasi di Indonesia.
Total AUM keseluruhan yang dikelola Bahana hingga Maret 2021 sebesar Rp52,8 triliun, sementara untuk AUM Reksa Dana mencapai Rp47,9 triliun.
Pengelolaan investasi yang lebih profesional akan dilakukan berdasarkan karakter dari portfolio dan kategori aset dari masing-masing anak perusahaan yang disesuaikan dengan liabilities profilenya, sehingga dapat memperkuat pencadangan dari anak perusahaan.
Baca juga: IFG Life secara resmi memperoleh izin operasional dari OJK
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Umum IFG, Rizal Ariansyah mengatakan kerja sama ini akan membawa dampak positif terhadap kinerja masing-masing anak perusahaan yang dana investasinya dikelola bersama melalui Bahana TCW.
“Tidak hanya satu atau dua perusahaan yang rapi, tapi ini akan menata semua anak usaha yang terkait, ditambah fungsi monitoring yang transparan,” ujar Rizal.
IFG menganggap penting mengoptimalkan kekuatan dari masing-masing anak perusahaan demi menjaga kesehatan finansial perusahaan yang tentunya akan berdampak langsung pada kesehatan dana nasabah yang dikelola perusahaan.
“Program ini meminimalisir kemungkinan anak usaha menempatkan dana investasi di portofolio yang berbahaya maupun tidak likuid. Dengan pengelolaan investasi yang lebih profesional, IFG sebagai induk perusahaan dapat memastikan bahwa anak perusahaan tidak melakukan investasi pada instrumen aset yang berisiko tinggi,” katanya.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021