Narkoba Mulai Rambah Dunia Anak Madura

26 Juni 2010 10:08 WIB
Pamekasan (ANTARA News) - Sasaran peredaran narkotika dan berbagai jenis obat terlarang lainnya, kini bukan hanya kalangan orang dewasa, kalangan remaja dan pemuda, namun juga mulai merambah pada dunia anak-anak.

"Peredaran narkoba sungguh sangat berbahaya dan ini perlu menjadi perhatian semua pihak, baik para orangtua, petugas dan pemerintah," kata Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Pamekasan, Kadarisman Sastrodiwirjo, kepada ANTARA News, Sabtu.

Dulu, menurut dia, hanya kalangan orang dewasa yang menjadi sasaran narkoba. Namun kini sudah merambah kepada semua kelompok usia. Bahkan anak sekolah dasar juga tidak luput dari sasaran para pengedar obat terlarang ini.

"Jadi, para pelajar yang ada saat ini belum tentu steril dari narkoba," katanya.

Kadarisman, yang juga Wakil Bupati Pamekasan, menjelaskan bahwa dalam setiap operasi yang dilakukan BNK bersama jajaran Polres setempat, tidak ditemukan adanya pelajar yang membawa narkoba. Akan tetapi, kondisi seperti itu belum tentu menunjukkan bahwa mereka bebas dari sasaran narkoba.

"Jaringan pengedar narkoba ini kan sangat rapi, sangat tertutup dan menggunakan sistem rantai terputus," katanya.

Dunia anak menjadi sasaran para pengedar, dengan harapan nantinya akan menciptakan ketergantungan. Banyak cara yang dilakukan pengedar untuk masuk pada dunia anak ini. Salah satunya melalui permen yang memang menjadi makanan kesukaan anak-anak.

"Arahnya sudah ke sana, makanyapengawasan ketat dari para orangtua termasuk guru, sangat diperlukan," katanya.

Ketua Yayasan Universitas Madura (Unira) Pamekasan itu menjelaskan, BNK sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi peredaran obat terlarang narkoba, yakni secara preventif, dan persuasif.

Upaya preventif dilakukan dengan melakukan penyuluhan secara intensif dan melibatkan berbagai organisasi sosial keagamaan yang ada di wilayah tersebut.

"Kami juga membentuk satgas narkoba di sekolah-sekolah dan memberikan pembekalan pengetahuan tentang narkoba kepada para guru bimbingan dan konseling," ucapnya.

Sedangkan, menurt dia, upaya represif  dilakukan bekerjasama dengan Polres Pamekasan.

Selama Januari hingga Juni 2010 ini, sebanyak 6 orang yang sudah tertangkap menjadi konsumen dan pengedar narkoba.

Kadarisman menyatakan, yang sering menjadi kendala BNK selama ini adalah kurangnya keterbukaan para orang tua yang anaknya terjerat narkoba.

Para orangtua, kata dia, cendrung tertutup dan tidak bersedia menuturkan kejadian yang menimpa anak-anaknya dengan alasan itu menjadi aib keluarga.

Selain itu, masih ada yang beranggapan, jika itu disampaikan kepada BNK ataupun petugas kepolisian akan dihukum berat. "Padahal khusus mereka yang menjadi korban ini akan kami rehabilitasi," kata Kadarismanan.

Selanjutnya pada peringatan hari antinarkoba sedunia yang jatuh pada tanggal 26 Juni kali ini, Dadang mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat agar lebih proaktif melakukan pencegahan terhadap peredaran narkoba dan jenis obat terlarang lainnya.

"Mari kita jaga bersama generasi muda kita menjadi generasi yang berguna bagi bangsa dan negara ini," katanya menambahkan.
(ANT/P003)


Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010