Anak perusahaan China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) milik pemerintah itu mengatakan bahwa produksi calon vaksin, yang berbasis protein dan dibudidayakan di pabrik, tidak mengharuskan fasilitas dengan tingkat keamanan hayati yang tinggi.
Ini artinya calon vaksin dapat lebih mudah diproduksi dibanding dengan dua vaksin CNBG yang sudah digunakan dalam program vaksinasi massal di China, yang menyertakan virus corona aktif selama produksi.
Lebih dari 10 calon vaksin yang dikembangkan oleh ilmuwan China sudah memasuki berbagai tahapan uji klinis.
Empat vaksin, yakni dua dari Sinopharm CNBG, satu dari Sinovac Biotech dan satu lagi dari CanSino Biologics, mengantongi izin untuk digunakan di kalangan masyarakat umum.
Vaksin kelima dari Institute of Microbiology of the Chinese Academy of Sciences, yang juga berbasis protein, mendapat lampu hijau untuk penggunaan darurat terbatas.
Baca juga: China sumbang Niger 400.000 dosis vaksin Sinopharm
Baca juga: Venezuela setujui penggunaan vaksin COVID-19 Sinopharm China
Sumber: Reuters
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021