• Beranda
  • Berita
  • Filipina, AS berharap lanjutkan latihan militer gabungan di LCS

Filipina, AS berharap lanjutkan latihan militer gabungan di LCS

11 April 2021 17:06 WIB
Filipina, AS berharap lanjutkan latihan militer gabungan di LCS
Tentara Filipina dan Amerika Serikat berjalan di sebuah teluk dangkal di sebuah teluk saat simulasi razia di perairan sebagai bagian dari latihan militer gabungan Filipina-AS di Teluk Ulugan, pesisir barat Filipina, Rabu (25/4). Ratusan tentara Amerika dan FIlipina mengarungi perairan ke daerah pesisir dalam simulasi serangan untuk merebut sebuah pulau kecil di dekat daerah sengketa di Laut China Selatan, sebuah latihan yang diperkirakan akan meningkatkan ketegangan dengan China. (FOTO ANTARA/REUTERS/Romeo Rano)

Kedua menteri menantikan pelaksanaan Latihan Balikatan

Para pejabat pertahanan Filipina dan Amerika Serikat (AS) menyampaikan harapan untuk melanjutkan latihan militer gabungan "Balikatan" yang sempat dibatalkan tahun lalu, saat kedua negara mendiskusikan situasi di Laut China Selatan (LCS).

Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin III dalam pembicaraan telepon juga membahas mengenai perkembangan terkini keamanan regional.

"Kedua menteri menantikan pelaksanaan Latihan Balikatan," demikian pernyataan yang dirilis Kementerian Pertahanan Filipina, Minggu.

Austin menegaskan kembali pentingnya Visiting Forces Agreement (VFA) antara kedua negara, sementara Lorenzana berkomitmen untuk membahas masalah tersebut dengan Presiden Rodrigo Duterte.

Baca juga: Filipina kerahkan lebih banyak tentara untuk lindungi nelayan di LCS
Baca juga: Filipina protes kehadiran kapal China "yang mengancam" di LCS


Pada Februari, Duterte mengatakan dia belum membuat keputusan tentang masa depan perjanjian pengerahan pasukan yang telah berusia dua dekade itu, dengan Amerika Serikat.

VFA memberikan kerangka hukum di mana pasukan AS dapat beroperasi secara bergilir di Filipina.

Hubungan antara AS dan Filipina menjadi rumit sejak 2016 ketika Duterte, yang telah berulang kali membuat pernyataan mengutuk kebijakan luar negeri AS saat berteman dengan China, naik ke tampuk kekuasaan.

Duterte mengatakan AS harus membayar lebih jika ingin mempertahankan VFA, yang dia batalkan secara sepihak tahun lalu sebagai ungkapan kemarahan atas sekutunya yang ditolak saat mengajukan visa AS.

Periode penarikan VFA telah diperpanjang dua kali, menciptakan apa yang dikatakan pejabat Filipina sebagai jendela untuk kesepakatan yang lebih baik.

Lorenzana juga meminta bantuan Austin untuk mempercepat pengiriman dosis vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi dan bioteknologi AS, Moderna, yang dipesan Filipina.

Austin "akan menyelidiki masalah tersebut dan meneruskannya ke kantor yang bersangkutan," kata pernyataan itu.

Pembicaraan antara kedua menhan dilakukan hanya beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkomunikasi per telepon dengan mitranya dari Filipina, Teodoro Locsin, tentang keprihatinan bersama atas kapal-kapal China---yang menurut Manila diawaki oleh milisi---di LCS.

Filipina telah memprotes kehadiran kapal China di dalam zona ekonomi eksklusifnya, yaitu di Whitsun Reef yang merupakan jalur perairan strategis. Berulang kali, otoritas Filipina telah meminta China untuk memindahkan kapal-kapal tersebut.

Namun, para diplomat China mengatakan kapal-kapal penangkap ikan itu hanya berlindung dari laut yang ganas dan tidak ada milisi di dalamnya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Filipina peringatkan China soal keberadaan kapal di LCS
Baca juga: Militer China latihan di LCS peringati 20 tahun kematian pilot

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021