• Beranda
  • Berita
  • Ada larangan mudik, konsumsi pangan di Jabodetabek diprediksi naik

Ada larangan mudik, konsumsi pangan di Jabodetabek diprediksi naik

12 April 2021 17:06 WIB
Ada larangan mudik, konsumsi pangan di Jabodetabek diprediksi naik
Ilustrasi - Kegiatan jual beli di Pasar Deprok Cipinang, Jakarta Timur sebelum pandemi COVID-19. ANTARA/Bayu Prasetyo/am.

Perlu kita siapkan sekarang adalah kebutuhan DKI Jakarta, Jabodetabek, dan Bandung Raya. Ini kalau orang tidak mudik, pasti konsumsinya meningkat

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan konsumsi sejumlah komoditas pangan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan Bandung Raya akan meningkat karena adanya larangan mudik Lebaran tahun ini.

"Perlu kita siapkan sekarang adalah kebutuhan DKI Jakarta, Jabodetabek, dan Bandung Raya. Ini kalau orang tidak mudik, pasti konsumsinya meningkat," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi dalam dialog virtual "Ketersediaan Pangan Jelang Ramadhan dan Lebaran", Senin.

Agung mengungkapkan terkait adanya larangan mudik ini, konsumsi pangan, khususnya di Jakarta, diprediksi akan mengalami peningkatan.

Baca juga: Pemerintah pastikan mencukupi pada Ramadhan-Idul Fitri

"Kita lihat daging kemungkinan akan meningkat 50 persen, kebutuhan pangan yang lain juga akan meningkat sesuai dengan proporsinya. Tertinggi daging sapi kemungkinan akan naik 50 persen. Ayam juga kemungkinan akan naik 10-20 persen. Itu semua juga kami antisipasi," katanya.

Agung menjelaskan selama ini kebutuhan daging sapi sebagian memang masih dipenuhi dengan impor. Hingga Mei mendatang, pasokan daging diperkirakan mencapai 75 ribu ton yang terdiri atas pasokan sapi lokal siap potong sebanyak 18 ribu ton, pemotongan sapi bakalan siap potong sebanyak 12 ribu ton, stok daging cold storage swasta 18 ribu ton, penugasan BUMN sebanyak 7.200 ton, serta rencana impor dari pihak swasta sebanyak 18 ribu ton.

Baca juga: Kementan jamin pasokan daging selama Ramadhan

Dengan kebutuhan daging pada Mei mencapai 76 ribu ton, tercatat ada defisit atau kekurangan pasokan sekitar 1.500 ton. Namun, Agung mengatakan perkiraan tersebut dihitung berdasarkan asumsi normal. Sementara saat ini konsumsi daging masyarakat tengah mengalami penurunan.

"Padahal konsumsi daging kita (saat ini) menurun sekitar 30 persen," katanya.

Baca juga: Menteri Trenggono: Pasokan ikan cukupi kebutuhan Ramadhan-Lebaran 2021
 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021