• Beranda
  • Berita
  • Aktivis Myanmar serukan pembangkangan terhadap junta militer

Aktivis Myanmar serukan pembangkangan terhadap junta militer

12 April 2021 22:01 WIB
Aktivis Myanmar serukan pembangkangan terhadap junta militer
Kepala junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta pada 1 Februari, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, Sabtu (27/3/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/RWA/sa. (REUTERS/STRINGER/STRINGER)
Para penentang kudeta Myanmar pada hari Senin meminta orang-orang untuk menunjukkan pembangkangan terhadap militer dengan mengenakan kostum dan berdoa selama liburan tahun baru mendatang.

Para kelompok antikudeta militer Myanmar juga berharap dapat mempertahankan momentum gerakan penentangan, yang selama ini telah menewaskan 700 orang. 

Tahun baru tradisional, yang dikenal sebagai Thingyan di Myanmar, adalah hari libur paling penting dalam setahun dan biasanya dirayakan dengan doa, ritual pembersihan patung Buddha di kuil, dan semburan air dengan semangat tinggi ke jalanan.

"Dewan militer tidak punya kekuasaan atas Thingyan. Kekuasaan rakyat ada di tangan rakyat," tulis Ei Thinzar Maung, pemimpin kelompok protes Komite Kolaborasi Pemogokan Umum, di Facebook.

“Rakyat yang bersatu perlu mempertahankan Thingyan,” kata Ei Thinzar Maung.

Dia meminta umat Buddha untuk mengenakan pakaian religius dan membaca doa bersama. Bagi komunitas Kristen, mereka diimbau mengenakan pakaian putih dan membaca mazmur.

Dia mengatakan para penganut agama-agama lain harus mengikuti arahan pemimpin mereka.

Liburan berlangsung dari 13 April hingga 17 April, yang merupakan Hari Tahun Baru.

Pasukan keamanan telah membunuh 706 pengunjuk rasa, termasuk 46 anak-anak, sejak militer merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi dalam kudeta 1 Februari, menurut hitungan kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).

Penghitungan itu termasuk 82 orang yang tewas di Kota Bago, sekitar 70 km (45 mil) timur laut Yangon, pada Jumat. AAPP menyebut peristiwa itu sebagai "ladang pembantaian".

Pengadilan

Ada laporan di media sosial tentang penembakan oleh pasukan keamanan di Kota Tamu di barat laut pada Senin dan polisi membubarkan protes di Kota Mandalay.

Keterangan rinci soal kekerasan sulit diperoleh karena junta militer membatasi internet dan layanan data seluler.

Juru bicara junta tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikelola negara, dalam sebuah laporan tentang kekerasan di Bago, mengatakan perusuh yang bersenjatakan senjata darurat telah menyerang pasukan keamanan ketika mereka mencoba untuk membersihkan barikade pengunjuk rasa. Satu perusuh dilaporkan tewas.

"Bukti granat dan amunisi yang disita menunjukkan ada senjata kecil yang digunakan," kata surat kabar itu, yang telah menjadi corong militer selama bertahun-tahun.

Suu Kyi, yang telah ditahan sejak kudeta, akan muncul melalui tautan video di sidang pengadilan atas dakwaan terhadapnya pada Senin.

Dia telah didakwa melanggar undang-undang rahasia era kolonial.

Pelanggar UU tersebut bisa dihukum penjara hingga 14 tahun.

Suu Kyi juga didakwa melanggar protokol virus corona dan secara ilegal memiliki radio dua arah. Selain itu, dia dan dituduh oleh dewan militer yang berkuasa melakukan suap.

Pengacara Suu Kyi mengatakan bahwa tuduhan-tuduhan itu dibuat-buat.

Sumber : Reuters

Baca juga: 10 Polisi Myanmar tewas dalam serangan tentara etnik melawan junta

Baca juga: Junta Myanmar sebut protes terhadap pemerintahannya berkurang

Baca juga: Selebritas Myanmar Paing Takhon ditangkap dengan delapan truk tentara


 

Presiden Jokowi desak kekerasan di Myanmar segera dihentikan

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021