Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu mengimbau masyarakat mewaspadai peredaran uang palsu selama Ramadhan.Ingat sekarang ini masih pandemi jadi kami imbau masyarakat untuk bijak dalam bertransaksi
Kepala BI Perwakilan Bengkulu Joni Marsius mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk mempersempit peredaran uang palsu di wilayah Provinsi Bengkulu selama Ramadhan.
"Kita akan memberikan masukan kepada aparat penegak hukum mengenai teknik-teknik pemalsuannya dan kita mendukung upaya-upaya aparat hukum memberantas peredaran uang palsu," katanya di Bengkulu, Selasa.
Joni mengajak masyarakat Provinsi Bengkulu meningkatkan penggunaan transaksi elektronik selama Ramadhan sebagai upaya menghindari peredaran uang palsu.
Selain itu, penggunaan transaksi elektronik ini juga merupakan salah satu cara agar terhindar dari penularan virus corona jenis baru (COVID-19), karena transaksi dilakukan tanpa tatap muka atau bersentuhan.
"Gunakan layanan yang tidak bertemu, misalnya pasar-pasar online itu harus dimanfaatkan. Ingat sekarang ini masih pandemi jadi kami imbau masyarakat untuk bijak dalam bertransaksi," ucapnya.
Menurut Joni, pemerintah saat ini telah menyediakan berbagai sarana penggunaan transaksi elektronik salah satunya melalui penggunaan Quick Response Indonesia Standard (QRIS).
Saat ini, kata dia, sebanyak 40 ribu merchant di Bengkulu telah terhubung dengan QRIS, dari 75.400 merchant yang ditargetkan selama 2021.
"Dengan diberlakukannya QRIS itu masyarakat tidak perlu lagi mempunyai banyak macam uang digital. Mereka cukup punya tabungan, instal aplikasi mobile banking. Jadi, tidak perlu tunjukkan kartunya cukup bayarnya melalui handphone," kata Joni.
Baca juga: BI dorong seluruh pemda di Bengkulu bentuk tim digitalisasi
Baca juga: BI: Peredaran uang palsu di NTT naik 14 persen sepanjang 2020
Baca juga: BI dan Polri musnahkan sekitar 50.000 lembar rupiah palsu
Pewarta: Carminanda
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021