“Harga CPO pada semester kedua 2020 membaik. Ini salah satu faktor yang mendukung kenaikan laba perseroan,” ujar Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk, Santosa, dalam Public Expose usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar secara virtual, di Jakarta, Rabu.
Dibandingkan periode sebelumnya, harga jual rata-rata CPO (Crude Palm Oil) perseroan pada 2020 naik dari Rp6.689 menjadi Rp8.545 per kilogram.
Sementara itu penjualan minyak kelapa sawit dan turunannya melemah sebesar 13,6 persen dari 2,3 juta ton pada 2019 menjadi 2 juta ton pada 2020.
Baca juga: Grup Astra: penurunan laba Astra Agro Lestari bukan karena UE
Terkait produksi, untuk Tandan Buah Segar (TBS) turun 7,7 persen, dari 5 juta ton pada 2019 menjadi 4,6 juta ton pada 2020. Produksi CPO juga anjlok dari 1,6 juta ton pada 2019 menjadi 1,4 juta ton atau turun 13,6 persen pada 2020, begitu juga produksi olein turun 6,9 persen dan kernel turun 12,6 persen.
Selain faktor harga CPO, Perseroan juga melakukan berbagai upaya efisiensi biaya operasional sehingga laba perseroan mengalami kenaikan yang signifikan.
Menurut Santosa, pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat di kebun dan head office, serta program yang telah dilaksanakan sejak empat tahun lalu, menjamin operasional berjalan efektif.
Baca juga: AALI bukukan pendapatan bersih Rp8,55 triliun
Hal itu, lanjutnya, membuktikan bahwa strategi Astra Agro Lestari dalam mengembangkan teknologi digital beberapa tahun terakhir telah memberikan hasil yang baik.
"Pandemi yang umumnya banyak mengganggu bisnis tidak terlalu berdampak pada perusahaan," katanya.
Oleh karena itu, tambahnya, pada tahun-tahun mendatang pihaknya akan terus melanjutkan dan mengembangkan program digitalisasi. Inovasi-inovasi baru di bidang teknologi sangat penting untuk menghadapi tantangan masa depan.
Baca juga: Astra Agro Lestari masuk ke usaha perkebunan karet
Pewarta: Subagyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021