• Beranda
  • Berita
  • Polri: Total 31 terduga teroris ditangkap pascabom Makassar

Polri: Total 31 terduga teroris ditangkap pascabom Makassar

14 April 2021 16:29 WIB
Polri: Total 31 terduga teroris ditangkap pascabom Makassar
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Kombes Pol Ahmad Ramadhan, Rabu (14/4/2021) (ANTARA/Laily Rahmawaty)
Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri telah menangkap sedikitnya 31 orang terduga teroris setelah bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar.

"Sehingga update sampai saat ini pascabom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Densus 88 berhasil menangkap 31 tersangka terduga teroris di wilayah Makassar dan sekitarnya," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Kombes Pol Ahmad Ramadhan di Mabes Humas Polri, Jakarta, Rabu.

Ramadhan menyebutkan, penangkapan 31 terduga teroris masuk dalam kelompok kajian Villa Mutiara yang berafiliasi dengan Jamaah Ansharud Daulah (JAD).

Sebelumnya, Selasa (13/4) Tim Densus 88 Anti Teror Polri menangkap 7 orang terduga teroris di wilayah Makassar.

Baca juga: Densus 88 Polri tangkap enam terduga teroris di Makassar
Baca juga: 34 narapidana terorisme akan ucapkan ikrar setia pada NKRI
Baca juga: Polri : Terduga teroris FA bukan pengurus Muhammadiyah


Ketujuh terduga tersebut, berinisial J, D, NS, S alias AL, W, S dan MY.

"MY ini ditangkap Selasa sore pukul 15.15, sehingga penangkapan hari itu yang awalnya dilaporkan 6 orang, bertambah menjadi 7 orang terduga," kata Ramadhan.

Ramadhan mengatakan MY dan para terduga teroris kelompok Villa Mutiara Makassar ini adalah orang-orang yang ikut merencanakan aksi teror dan ikut dalam kelompok JAD.

Dua anggota kelompok Villa Mutiara yakni L dan YSF alias D merupakan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.

"Jadi mereka 31 orang ini satu kelompok, artinya kelompok Villa Mutiara dan kelompok JAD," kata Ramadhan.

Kelompok Villa Mutiara tersebut memiliki grup obrolan "whatsapp" dengan nama Batalyon Iman.

Grup 'whatsapp' tersebut digunakan oleh anggota kelompok Villa Mutiara untuk berkomunikasi dan mempraktekkan cara-cara melakukan teror.

Komunikasi dalam grup whatsapp tersebut mereka membicarakan tentang rencana-rencana "amaliyah" selanjutnya, dan juga membicarakan, mempraktekkan bagaimana membuat atau merakit bahan peledak.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021